Kamis, 25 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Kamis, 13 Februari 2020 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Lucinta Luna diamankan kepolisian terkait kasus narkoba di Apartemen milik pribadinya di kawasan Thamrin City pada Senin (11/2/2020). Lucinta Luna mengaku ia telah mengonsusmi narkoba sejak 6 bulan lalu.

Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa tiga butir pil ekstasi, obat penenang jenis tramadol dan riklona, yang termasuk dalam jenis psikotropika.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan kepolisian menemukan obat penenang jenis psikotropika itu di dalam tas Lucina Luna.

"Kedua juga didapat dua jenis obat dari tas LL (Lucinta Luna) pertama tramadol, kedua riklona. Ini adalah obat penenang dan masuk golongan psikotropika," kata Yusri.

Tramadol merupakan jenis obat narkotika yang digunakan untuk meringankan rasa sakit. Penggunaan obat ini pun harus dalam pengawasan ketat dokter.

Jika tidak, penyalagunaan obat tramadol bisa menyebabkan efek samping ringan sampai berat. Dilansir dari Healthline.com, konsumsi tramadol bisa menyebabkan kantuk.

Karena itu, orang yang mengonsumsi tramadol tidak boleh mengemudi, menggunakan mesin berat atau melakukan kegiatan berbahaya.

Adapun efek samping yang lebih umum dari penggunaan tramadol, seperti pusing, sakit kepala, mual dan muntah, sembelit, kekurangan energi, berkeringat hingga mulut kering.

Pada efek samping ringan, kondisinya mungkin akan hilang dalam beberapa hari atau minggu setelah mengonsumsi tramadol.

Adapula efek samping yang lebih serius dari penyalahgunaan tramadol. Kondisi ini bisa menyebabkan pemakai mengalami keadaan darurat medis hingga mengancam jiwa, yang gejalanya meliputi:

1. Sindrom serotonin: gejala seperti detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, suhu tubuh tinggi, refleks lebih kuat, mual dan muntah, diare, halusinasi dan koma.

2. Masalah pernapasan serius: gejalanya seperti memperlambat laju pernapasan, pernapasan sangat dangkal, pingsan, pusing atau kebingungan.

3. Ketergantungan dan penarikan fisik saat berhenti mengonsumsi: gejalanya bisa termasuk mudah tersinggung, sulit tidur, peningkatan tekanan darah, detak jantung cepat, pupil melebar, mata berkaca-kaca, hidung meler, berkeringat, panas dingin sampai nyeri sendi.

3. Kekurangan adrenal: gejalanya bisa merupakan kelelahan dalam jangka waktu lama, kelemahan otot dan sakit perut.

4. Kekurangan androgen: gejalanya bisa berupa kelelahan, sulit tidur dan energi berkurang.

BACA SELANJUTNYA

Belajar dari Kasus Millen Cyrus, Kenali Ciri-Ciri Orang Sakau Narkoba Sabu!