Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang wanita bernama Tina Hines, mengalami mati suri selama 27 menit setelah dirinya terkena serangan jantung mendadak.
Ini terjadi saat dirinya akan pergi naik gunung bersama suaminya, Brian Hines, pada akhir Februari lalu.
Dalam pendakian, tiba-tiba perempuan dari Phoenix, Arizona, ini jatuh di samping suaminya. Melihat itu Brian langsung melalukan CPR atau pertolongan pertama karena melihat sang istri sudah berubah menjadi 'pucat keunguan' sembari menunggu petugas medis datang.
Selama dalam perjalanan ke rumah sakit, Brian dan petugas medis mencoba berulang kali menghidupkan Tina tapi tidak berhasil. Akhirnya Tina dinyatakan meninggal.
Baca Juga
-
Majikan Siksa TKI hingga Meninggal Bebas, Ramai Tagar 'Justice For Adelina'
-
Remaja 14 Tahun Meninggal Akibat Hirup Lem, Apa Efeknya Jika Overdosis?
-
Gara-gara Diberi Jus Campur Madu 2 Kali Sehari, Bayi Ini Meninggal
-
Selain Robby Sugara, 5 Artis Ini Juga Meninggal Akibat Serangan Jantung
-
Ayah Dewi Perssik Meninggal, Ini Efek Kehilangan Orang Tercinta pada Tubuh
Tetapi 27 menit kemudian setelah mendapat intubasi, Tina bangun. Secara cepat ia memberi isyarat untuk menulis sesuatu sehingga dia bisa menuliskan pesan samarnya, 'It's real (Ini nyata)'.
Melansir Daily Mail, seseorang yang sempat mengalami kejadian seperti Tina ini, yang disebut dengan 'nearly death-experience (pengalaman mendekati kematian)' biasanya tidak memiliki ingatan dalam waktu singkat di mana mereka secara teknis meninggal.
Tetapi 10% hingga 20% yang mengalami ini, bisa mengingatnya.
Banyak laporan tentang pengalaman mendekati kematian ini yang terdengar sama, cahaya putih dan flashback kenangan-kenangan terdahulu.
Tetapi, para ilmuwan telah mencoba untuk mempelajari apa yang sebenarnya terjadi pada otak dan kesadaran ketika seseorang berada di ambang kematian, melansir Livescience.
Dalam sebuah studi baru yang disebut AWARE (AWAreness selama REsuscitation), dokter memeriksa pasien di rumah sakit di Eropa dan Amerika Utara yang mencapai keadaan yang disebut henti jantung.
"Bertolak belakang dengan persepsi populer, kematian bukanlah saat yang spesifik," kata pemimpin penelitian Dr. Sam Parnia dari University of Southampton di Inggris.
"Ini adalah proses yang dimulai ketika jantung berhenti berdetak, paru-paru berhenti bekerja dan otak berhenti berfungsi. Suatu kondisi medis yang disebut henti jantung, yang dari sudut pandang biologis identik dengan kematian klinis."
Dalam dunia medis, dokter menganggap kematian lebih sebagai proses, bukan peristiwa. Seseorang dianggap telah meninggal ketika ia berhenti benapas, jantungnya berhenti berdetak dan aktivitas otak juga berhenti.
"Selama henti jantung, ketiga kriteria itu kematian hadir," kata Parnia.
Menurut International Association for Near Detah Studies, mereka yang penah pernah mengalami ini mengungkapkan pengalaman didominasi oleh perasaan yang menyenangkan seperti kedamaian, sukacita dan kebahagiaan.
Namun, yang lebih jarang, beberapa orang melaporkan pengalaman mereka didominasi oleh perasaan-perasaan menyedihkan dan menyakitkan secara emosional seperti ketakutan, teror, kengerian, kemarahan, kesepian, isolasi, atau rasa bersalah.
Inilah mengapa 'pengalaman mendekati kematian' sering kali disebut peristiwa psikospiritual yang mendalam.
Sedangkan dalam studi yang dilakukan pada tikus oleh Universitas Michigan pada 2013 menunjukkan, ada ledakan aktivitas otak pada saat-saat yang biasanya mendahului kematian.
Dengan kata lain, pada saat-saat pertama setelah tubuh mati, otak berperilaku seolah-olah sangat hidup, memiliki pikiran yang kompleks, dan bahkan mungkin 'hiperaktif.'
Para peneliti curiga bahwa ledakan aktivitas otak yang secara mengejutkan terorganisir dan mungkin disadari ini merupakan cara orang memiliki 'penglihatan' menjelang kematian, terutama yang selaras dengan apa yang mereka yakini akan mereka lihat setelah hidup mereka berakhir.
Tetapi sains masih jauh dari konfirmasi yang jelas tentang teori itu.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Akibat Lutut Menekan Dada Saat Berhubungan Seks, Wanita Ini Hampir Meninggal
-
Bob Tutupoly Alami Penurunan Hemoglobin Sebelum Meninggal, Ini Penyebabnya!
-
Istri Tessy Srimulat Idap Tumor Hati Sebelum Meninggal, Kenali Jenis-jenisnya!
-
Pernah Lihat Orang Meninggal dalam Posisi Tidur? Ini Kata Dokter!
-
Viral Wanita Asal India Meninggal Dunia Saat Berolahraga di Gym, Apa Penyebabnya?
-
Ternyata Begini Proses Berhentinya Otak Ketika Seseorang Meninggal Dunia
-
Ketahui Tanda Gagal Ginjal, Kondisi Idang Rasjidi Sebelum Meninggal Dunia
-
Idang Rasjidi Sempat Dipasang Kateter Jantung Sebelum Meninggal, untuk Apa?
-
Ameer Azzikra Meninggal Karena Penyakit Liver, Ini Penyebab dan Jenisnya!
-
Gegara Gigitan Kelelawar, Pria Ini Meninggal Akibat Terinfeksi Rabies