Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Selain menyebabkan kecanduan dan menganggu kesehatan, isu game online yang terdapat konten pornografi rupaya perlu mendapatkan perhatian khusus.
Disebutkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mengklaim, konten pornografi memiliki kaitan atau relevansi terhadap perilaku kejahatan seksual pada anak. Dan, diduga konten pornografi sudah masuk ke game online yang dimainkan anak.
Hal tersebut diungkapkan oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Putu Elvina, di Gedung KPAI, Jakarta, Selasa, (2/4/2019).
"Sekitar 30 persen anak yang menjadi pelaku kejahatan seksual itu bermuara dari konten-konten yang bernuansa pornografi," kata Putu di hadapan para wartawan. Putu bersama komisioner KPAI yang lain juga mengatakan bahwa konten pornografi sudah sangat menyebar, dan bahkan masuk pada game-game online yang dimainkan anak.
Baca Juga
-
Benarkah Pakai Bra Seharian Penuh Tak Baik untuk Kesehatan? Ini Kata Pakar
-
Bumil yang Bepergian Jauh Tingkatkan Risiko Bayi Lahir dengan Berat Rendah
-
Jelang Puasa Ramadan, Simak Tips Puasa bagi Pasien Jantung dari Dokter
-
Kesulitan Orgasme Saat Hubungan Seksual? Konsumsi 5 Makanan Ini!
-
Pramono Edhie Pendonor Sumsum Tulang Belakang Ani Yudhoyono, Ini Risikonya
Oleh karena itulah, KPAI mendukung adanya seleksi permainan game online sebelum bisa masuk dan diakses anak di Indonesia.
Jangan sampai, lanjutnya, game online yang dimainkan anak Indonesia mengandung konten negatif seperti pornografi, kekerasan perjudian, dan perilaku menyimpang lainnya.
Sementara itu, ketua KPAI Susanto belum bisa memastikan berapa jumlah game online berkonten negatif yang dapat diakses bebas oleh anak Indonesia. Meski demikian, ia memastikan bahwa secara kuantitas, jumlahnya cukup banyak.
"Kominfo punya alat mendeteksi dan juga melihat lebih jauh berapa tepatnya jumlah konten negatif dalam game online," kata Susanto dalam acara yang sama.
Karenanya, KPAI mengeluarkan empat pernyataan tegas terkait maraknya game online berkonten negatif. Salah satu pernyataan tersebut adalah perlunya penguatan regulasi terkait filter game online berkonten negatif dari luar negeri. (Suara.com/Risna Halidi)
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Pengobatan Ini Dinilai Efektif Mengatasi Kecanduan Video Game dan Internet
-
Nomophobia, Gangguan yang Bikin Cemas Kalau Tidak Pegang Gadget
-
Dampaknya Mirip Kecelakaan Mobil, Simak Efek Kecanduan Pornografi pada Otak
-
Waspada, Gila Kerja Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental lho!
-
Ajun Perwira Sebut Jennifer Jill Hiperseks, Ini Lho Ciri-cirinya!
-
Efek Kecanduan Smartphone pada Otak Sama seperti Kecanduan Narkoba
-
Dulu Kecanduan Narkoba, Justin Bieber Akui karena Trauma Masa Kecil
-
Kecandun Seks, Apakah Termasuk dalam Gangguan Seksual?