Jum'at, 03 Mei 2024
Agung Pratnyawan | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Minggu, 31 Maret 2019 | 18:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - David Smith tak mau menyerah pada penyakit Parkinson yang ia derita. Karena diagnosis itu, ia justru menjadi petembak profesional dan menggunakan 'terapi senjata' untuk meredakan gejala penyakitnya.

Smith didiagnosis dengan gangguan sistem saraf yang melumpuhkan sejak delapan tahun lalu. Namun, bukannya mengurangi kegiatan, pria 46 tahun itu malah berusaha mengendalikan tremor yang menyertai penyakit Parkinson lewat metode yang ia sebut 'terapi senjata'.

"Penyakit ini telah mengambil segalanya dari saya. Saya jadi susah untuk makan dan minum atau melakukan apa pun tanpa bantuan. Hanya menembak yang bisa saya lakukan," kata pria berjulukan Shaky Dave ini kepada Fox News, Kamis (28/3/2019). "Itu membuat saya merasa normal."

Saat mendaftar untuk kompetisi pertamanya tak lama setelah didiagnosis, Smith senang lantaran tak ada kategori untuk orang berkebutuhan khusus. Ia mengaku ingin bersaing dengan orang-orang normal.

"Sekarang setiap hari saya menembak 5.000 hingga 6.000 putaran, seolah seperti delapan jam kerja," jelasnya.

Menurut psikolog Dr Norman Fried, 'terapi senjata', atau yang lebih nyaman di telinga orang Amerika dengan sebutan 'penembakan kompetitif', mungkin bisa menyembuhkan beberapa efek samping yang dirasakan pasien dengan penyakit Parkinson.

"Melalui dedikasi yang ekstrem dan latihan berjam-jam, David Smith mungkin telah menemukan cara untuk membantu otaknya membangun kembali jalur saraf, atau mengalihkan koneksi kortikal, yang terkena dampak penyakitnya. Dopamin yang berasal dari latihan ini mungkin memang merupakan inti dari gerakan yang bisa membantu beberapa penderita cedera otak untuk sembuh," katanya.

Setelah menjadi petembak profesional tahun lalu, kini Smith menghabiskan waktunya hingga lebih dari setengah bulan di jalan dan mengikuti sekitar 20 kompetisi setiap tahun.

"Saya punya beberapa teman yang telah didiagnosis mengidapnya dan itu membantu mereka," tambah sang atlet. "Awalnya saya putus asa, tapi saya kembali lagi. Saya menang."

BACA SELANJUTNYA

Berhubungan Intim Kurangi Gejala Parkinson, Begini Penjelasan Peneliti