Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pesepak bola Barcelona Lionel Messi terang-terangan mengungkapkan bahwa di masa kecilnya, ia harus menjalani terapi suntik hormon. Pasalnya, saat itu ia didiagnosis dengan gangguan hormon pertumbuhan (GHD).
Karena gangguan perawakan pendek idiopatik itu, tiap malam Messi harus menyuntik kakinya sendiri untuk membantu pertumbuhan tubuhnya.
"Aku menyuntik kakiku sekali setiap malam," katanya kepada America TV. "Aku mulai melakukannya pada usia 12 tahun. Itu bukan sesuatu yang begitu berkesan untukku."
Messi menambahkan, "Awalnya orang tuaku memberiku suntikan sejak aku berusia delapan tahun sampai sampai aku bisa sendiri. Itu adalah jarum kecil. Tidak sakit, itu adalah sesuatu yang rutin aku lakukan dan akulakukan dengan normal."
Baca Juga
-
Belajar Yoga untuk Atasi Nyeri Skoliosis, Sutopo Praktikkan Child Pose
-
Terobsesi Jadi Buta, Wanita Ini Nekat Rusak Matanya, Begini Akhirnya
-
Viral Video Tutorial Mencuci Kotak Makan Bersih Tuntas Tanpa Noda
-
Sosok Firuza Sharipova, Petinju yang Tolak Berfoto Bugil di Majalah Dewasa
-
Cara Mudah Cerahkan Ketiak Menggunakan Bubuk Matcha, Cobain Yuk!
HiMedik.com mengutip Daily Mail, Rabu (20/3/2019), terapi tersebut juga membuat pengeluaran keluarganya membengkak. Orang tua Messi dikabarkan harus mengeluarkan biaya hingga Rp18,6 juta setiap bulan untuk suntikan hormon itu, sampai akhirnya klub pertama sang striker Argentina, Newell's Old Boys, menawarkan bantuan untuk membayarnya.
Saat masih berusia 13 tahun, Messi kemudian dijemput oleh Barcelona dan pindah dari Amerika Selatan pada 2001 untuk berlatih di akademi La Masia, yang terkenal.
Para 'raksasa Catalunya' lalu menawarkan bantuan untuk membayar semua perawatan medis sampai Messi menyelesaikan suntikan pada tahun berikutnya.
Menurut situs web Great Ormond Street Hospital, GHD lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Gejala utamanya adalah pertumbuhan melambat atau berhenti sejak usia dua atau tiga tahun.
Meskipun anak-anak dengan kekurangan hormon pertumbuhan bertumbuh dengan lambat, mereka tumbuh sesuai proporsi. Artinya, panjang lengan dan kaki mereka tetap pada rasio yang sama dengan dada dan perut mereka.
Wajah orang-orang dengan GHD mungkin juga terlihat lebih muda dari usianya. Mereka juga bisa terlihat lebih gemuk daripada anak-anak lain.
"Pubertas dapat terjadi lebih lambat dari biasanya atau tidak terjadi sama sekali," ungkap pihak Great Ormond Street Hospital.
Tag
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Terapi Tertawa Bisa Mengurangi Rasa Sakit dan Stres
-
Dukung Kesehatan Mental, Simak Lima Manfaat Mendengarkan Musik Berikut
-
Diderita Lionel Messi saat Kecil, Apa Itu Growth Hormone Deficiency?
-
Sempat Heboh, Kenali Terapi Covid-19 aaPRP Diciptakan Dokter Indonesia
-
Terapi Lintah untuk Pasien Infeksi Jamur Hitam, ini Tanggapan Dokter!
-
Pakar UGM ke Masyarakat: Jangan Asal Konsumsi Obat untuk Covid-19
-
Terapi Monoklonal, Benarkan Metode ini Bisa Obati Pasien Covid-19?
-
Mau Donor Plasma Konvalesen Usai Sembuh Covid-19? Simak Syarat Berikut
-
Ilmuwan Kembangkan Terapi Androgen untuk Kanker Payudara
-
Anjasmara Jalani Terapi Kiropraktik karena Cedera, Seperti Apa Prosedurnya?