Jum'at, 26 April 2024
Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Selasa, 26 Maret 2019 | 22:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Seorang bocah laki-laki 14 tahun mengalami gangguan mental skizofrenia hingga memiliki pikiran untuk bunuh diri. Kondisi kesehatan bocah itu terganggu setelah ia dicakar kucing peliharaannya.

Pada Oktober 2015, bocah yang dikenal berbakat dan memiliki banyak hewan peliharaan itu diserang kucingnya, lalu mengalami gejala kewalahan, bingung, tertekan, dan gelisah.

Ia juga mengatakan ingin bunuh diri karena memiliki pikiran yang mengganggu untuk membunuh keluarganya. Ia bahkan percaya dirinya adalah iblis jahat yang terkutuk. Selain itu, bocah itu juga takut akan dibunuh kucingnya.

Dirinya kemudian dirawat di rumah sakit psikiatrik darurat dan dipulangkan seminggu kemudian. Di rumah, ia lagi-lagi mengalami kelelahan yang berlebihan, sakit kepala setiap hari, nyeri dada, sesak napas, dan sedikit-sedikit ingin buang air kecil.

Cakar kucing - (Pixabay meineresterampe)

Bocah itu bahkan mengalami anoreksia parah, mual, dan muntah, sehingga ia mengalami penurunan berat badan 20,5 kilogram dalam hampir enam minggu. Kondisinya pun makin buruk hingga bocah itu tak bisa masuk sekolah karena gejala kejiwaannya yang parah, yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit.

HiMedik.com mengutip Daily Mail, Rabu (20/3/2019), bocah yang tak disebutkan namanya itu telah dirawat di rumah sakit sebanyak empat kali selama 18 bulan. Dokter mendiagnosis bocah itu dengan skizofrenia yang peningkatan gejalanya terjadi dengan cepat.

Penyakitnya berkembang hingga ia mengalami halusinasi, ketakutan irasional, dan ledakan kemarahan, sampai ibunya harus berhenti bekerja untuk merawatnya.

Selama pemeriksaan dan perawatan, seorang dokter melihat bekas-bekas luka pada kulit bocah itu. Bekas luka tersebut dikaitkan dengan 'cat-scratch disease', penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Bartonella henselae, yang ditemukan di mulut dan cakar kucing.

Dokter di North Carolina State University mengungkapkan, pasien mendapatkan hasil positif setelah melalui tes infeksi itu pada awal 2017.

Infeksi Bartonella memiliki ciri khas selalu bersembunyi di lapisan pembuluh darah, tetapi jika tidak diobati bisa menimbulkan konsekuensi yang parah. Infeksi 'cakaran kucing' ini telah menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari demam hingga kelelahan, dan dalam kasus yang ekstrem dapat menyebabkan pembengkakan otak serta infeksi jantung yang mematikan.

Ilustrasi depresi - (Pixabay/geralt)

Dalam Journal of Central Nervous Disease, para peneliti mengatakan bahwa kasus langka ini menarik.

"Selain menunjukkan bahwa infeksi itu sendiri dapat berkontribusi pada... skizofrenia, ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa sering infeksi memiliki hubungan dengan gangguan kejiwaan pada umumnya," ujar Dr Ed Breitschwerdt, penulis utama laporan kasus itu.

"Selain delusi penganiayaan yang berkaitan dengan hewan peliharaannya, ia mengembangkan halusinasi pendengaran, visual, dan sentuhan dan mulai menolak untuk meninggalkan rumah," lanjutnya.

Pada akhir 2017, setelah absen dari sekolah selama dua tahun dan mengonsumsi berbagai antibiotik, keadaan pasien sudah pulih sepenuhnya, dan ia kembali ke dirinya yang normal.

Bartonella sampai saat ini dianggap sebagai infeksi yang berumur pendek. Namun, pakar memperingatkan bahwa gigitan dan cakaran kucing dapat berakibat fatal seperti infeksi dan cacat permanen jika tidak dirawat.

BACA SELANJUTNYA

Benarkah Aborsi Bikin Wanita Gangguan Mental? Ini Faktanya Menurut Penelitian