Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sudah sejak lama jamu digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif karena diyakini memiliki banyak manfaat. Meski begitu, masyarakat pelu waspada terhadap jamu yang mengandung bahan kimia.
Industri jamu dan tanaman kesehatan yang semakin berkembang pun membuat jamu semakin beragam di pasaran. Namun, hati-hati dalam mengonsumsi jamu, salah-salah hal ini bisa berakibat buruk terhadap ginjal.
Prof dr Ari Fahrial Syam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebut saat ini banyak produsen jamu yang menambahkan senyawa atau bahan kimia lain yang justru membahayakan kesehatan ginjal.
"Yang jelas-jelas bisa merusak ginjal itu apa sih? Obat-obat penghilang rasa sakit. Nah data dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ketika mereka melakukan razia membuktikan bahwa di dalam jamu atau herbal itu ternyata di dalamnya ada komponen obat penghilang rasa sakit," ungkap dia dalam Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2019 bersama Danone-Aqua di Jakarta, Minggu (24/3/2019).
Baca Juga
-
Dirawat di RS karena Leukemia, Shakira Aurum Dapat Kado dari BLACKPINK
-
Suka Ngemil Makanan Tak Sehat? Waspada Bisa Kena Sindrom Metabolik
-
Bengkak di Masa Kehamilan, Tasya Kamila Akhirnya Potong Cincin
-
Bukan untuk Bersihkan Telinga, Ini Kegunaan Cotton Bud Saat Diciptakan
-
Ketahuan Makan Ikan di Bali, YouTuber Vegan Ungkap Permintaan Maaf
Lebih lanjut Prof dr Ari mengatakan, jika jamu yang tidak memenuhi syarat dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang akan berdampak munculnya gangguan kesehatan lainnya.
Endapan-endapan dari zat kimia yang terdapat di dalam jamu, seperti obat penghilang rasa sakit tersebut bisa meningkatkan kerja ginjal, sehingga lama-kelamaan dapat terjadi gagal ginjal.
Selain jamu, Prof dr Ari juga menekankan akan bahaya minuman dengan pewarna-pewarna berbahaya lainnya, yang biasa menambahkan pewarna tekstil dalam pembuatannya.
"Saat ini juga ditemui oleh BPOM, makanan dan minuman yang diwarnai oleh pewarna tekstil. Itu kan tidak boleh bisa merusak ginjal juga. Tapi kalau warna misalnya asli dari kunyit ya boleh," ungkapnya.
Dua organ yang bisa berdampak saat seseorang mengonsumsi zat kimia dalam jamgka panjang dan intens, jelas dia adalah liver dan ginjal. Karena itu. Dia sangat memghimbau agar setiap orang memiliki kesadaran berlebih terhadap apa yang mereka konsumsi dan dampaknya pada tubuh mereka. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Tag
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
-
Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
-
Tak Hanya Lezat, Ini Kandungan Gizi Ikan Lele dan Manfaatnya untuk Kesehatan
-
Makanan Pedas Ternyata Punya 3 Manfaat Ini, Apa Saja?
-
5 Manfaat Kubis Merah, dari Melawan Peradangan hingga Memperkuat Tulang
-
7 Manfaat Ikan Cakalang, Bagus untuk Memperkuat Ingatan!
-
Tak Cuma Lezat, Kacang Mete Juga Punya 5 Manfaat untuk Kesehatan
-
7 Manfaat Makan Kacang Kapri, Si Hijau Mungil Kaya Nutrisi
-
4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
-
6 Manfaat Makan Jamur, Salah Satunya Melindungi dari Penyakit Jantung