Minggu, 28 April 2024
Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Selasa, 12 Maret 2019 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kalau kamu pernah periksa ke dokter, pasti diberi resep obat dengan tulisan tangan yang sulit dibaca. Tulisan jelek pun seolah menjadi persyaratan untuk lulus sekolah kedokteran.

Ruth Brocato, dokter perawatan primer dari Mercy Medical Center, mengatakan, dulu dirinya memenangkan penghargaan tulisan tangan saat SD. Namun, kini tulisannya malah sama sekali tak bisa dibaca.

"Saya tahu orang lain kesulitan mengartikan catatan saya," kata Dr Brocato, dikutip dari Reader's Digest. Namun, Brocato mengaku biasanya masih bisa membaca tulisannya sendiri.

Ilustrasi tulisan tangan - (Pixabay/Pezibear)

"Jika Anda benar-benar menulis selama 10 hingga 12 jam sehari, dan Anda menulis dengan tangan, tangan Anda tidak akan bisa melakukannya," kata Brocato. Asher Goldstein, dokter manajemen nyeri dari Genesis Pain Centers, menyatakan, tulisan tangan kebanyakan dokter makin buruk karena otot-otot kecil di tangannya lelah setelah harus bekerja sepanjang hari.

Jika dokter bisa menghabiskan waktu selama satu jam dengan tiap pasien, mereka kemungkinan bisa bekerja dengan lamban dan memberi tangannya waktu untuk beristirahat. Namun faktanya, sebagian besar dokter selalu bergegas untuk melayani pasien berikutnya.

Brocato memberi contoh, satu pasien mungkin hanya memiliki waktu 15 menit untuk membahas masalah resep. Dengan banyaknya pasien yang harus dilayani dalam waktu terbatas, dokter lebih mementingkan mencatat informasi yang didapat daripada membuat tulisannya indah.

Jadi, tulisan jelek bukan syarat untuk bekerja sebagai dokter, ya.

BACA SELANJUTNYA

Menjaga Kesehatan Penglihatan Mata, Harus Seberapa Sering ke Dokter?