Jum'at, 19 April 2024
Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Jum'at, 18 Januari 2019 | 18:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pernikahan merupakan janji di hadapan Tuhan yang harus dijaga hingga maut memisahkan. Lalu, apa jadinya jika pasangan suami istri yang saling mencintai malah saling melukai?

Hal itu terjadi pada pasangan Michael Packman dan Stephanie Packman. Semuanya bermula ketika sang istri menderita demensia.

Melansir dari laman Mirror, Michael Packman (67) dua kali menikam dadanya setelah menggorok leher istrinya, Stephanie Packman (64) di rumah mereka.

Seorang pensiunan yang dilanda kesedihan itu membunuh istrinya yang menderita demensia dalam perjanjian bunuh diri karena 'rasa bersalahnya yang luar biasa' dalam menempatkan istrinya di rumah perawatan. Dia juga mencoba bunuh diri, tetapi gagal. 

Sebuah pengadilan mendengar Stephanie, yang selama 36 tahun menjadi istri Packman, membuat suaminya berjanji untuk tidak menempatkannya di rumah perawatan jika dia kehilangan kemampuan untuk mengenalinya, tetapi sebaliknya membantu mengakhiri hidupnya.

Packman, kemarin (17/01/19) dijatuhi dua tahun hukuman atas percobaan pembunuhan rekannya yang berusia 64 tahun. Hukuman tersebut dijatuhkan Pengadilan Mahkota Maidstone.

Hakim Adele Williams mengatakan,"Banyak kasus pembunuhan adalah contoh kejahatan manusia, yang lain adalah contoh tragedi manusia."

"Pencabutan nyawa selalu merupakan kejahatan berat, tetapi keadaan luar biasa dari kasus ini mengharuskan pengadilan untuk menunjukkan belas kasihan."

"Kamu diberkati dengan pernikahan yang sangat bahagia yang berlangsung selama 36 tahun. Kamu dan istrimu Stephanie tidak punya anak tetapi saling setia, kamu selalu bersama. Sayangnya istrimu menderita demensia."

"Istrimu membuatmu berjanji untuk tidak menempatkannya dalam perawatan di rumah. Kamu juga telah menggambarkan bagaimana dia membuatmu berjanji," lanjutnya.

Packman, digambarkan sebagai orang yang berbakti dan pengasih, berharap untuk melaksanakan perjanjian bunuh diri pada 31 Juli tahun lalu, hari yang sama ketika dia menjemput istrinya dari panti jompo dekat Sittingbourne, Kent, Inggris.

Namun, ketika polisi tiba di rumahnya pada dini hari, mereka menemukan Nyonya Packham meninggal dengan luka besar di bagian lehernya.

Sementara Packman masih sadar dan bernafas, meskipun ada pisau yang tertancap di dadanya ditambah luka tusuk di perutnya serta tanda sayatan di pergelangan tangannya.

"Aku memastikan Steph pergi duluan. Tidak ada yang menjaganya. Dia memintaku untuk membantu," kata Packman di pengadilan.

Packman berhenti bekerja untuk merawat istrinya ketika sang istri resmi didiagnosis menderita Alzheimer pada Desember 2011. Namun pada Agustus 2017, Packman mengalami stroke ringan karena stres yang juga berdampak besar pada kesehatan istrinya.

Kondisinya menurun dengan cepat dan sejak saat itu hanya menyebut suaminya sebagai "Ayah". Lalu, pada bulan Mei tahun lalu, tercatat bahwa dia berjuang untuk merawatnya di rumah dan kasus mereka dirujuk ke pelayanan sosial.

BACA SELANJUTNYA

Penelitian Temukan Orang Katarak Lebih Berisiko Alami Demensia