Senin, 29 April 2024
Rauhanda Riyantama | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Kamis, 04 Oktober 2018 | 21:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kemampuan multitasking dikaitkan dengan kecerdasan seseorang. Pasalnya dalam satu kesempatan, seseorang bisa melakukan beberapa kegiatan sekaligus. Seperti mengetik sambil mengobrol, makan sembari main gawai, dan lain sebagainya.

Sementara itu, sebuah penelitian terbaru menemukan fakta bahwa multitasking dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah kerusakan otak.

Hal tersebut telah terbukti dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang sering melakukan beberapa hal sekaligus mengalami pengurangan materi abu-abu di otak.

Materi tersebut berhubungan dengan kontrol regulasi serta kognitif emosi dan motivasi seseorang. Tak hanya itu, penelitian pada tahun 2016 juga menemukan fakta bahwa kegiatan multitasking dapat membuat ingatan seseorang mengalami masalah. Baik itu ingatan jangka panjang maupun jangka pendek.

Ilustrasi multitasking. (pixabay)

Irosnisnya, dilaporkan sebanyak 20 persen remaja New York terganggu oleh perangkat gadget mereka ketika sedang berjalan di pedisterian. Sedangkan sebanyak 10 persen orang dewasa tertabrak ketika berjalan kaki akibat kegiatan multitasking.

Bahkan sebuah penelitian yang mengevaluasi mengenai hubungan antara multitasking, penggunaan media, dan kesehatan emosional, memperoleh temuan bahwa multitasking dapat meningkatkan kecemasan sosial serta depresi.

Multitasking tidak hanya memberi dampak buruk bagi diri sendiri tetapi juga orang lain. Oleh sebab itu kita harus senantiasa berhati-hati dan tidak bolek menyepelekan hal ini. Akan lebih baik jika kita fokus pada satu kegiatan terlebih dahulu, supaya bahaya multitasking bisa dihindari.

BACA SELANJUTNYA

Mau Hidup Lebih Produktif? Buang Lima Kebiasaan Buruk Ini, yuk!