Jum'at, 26 April 2024
Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere : Kamis, 20 September 2018 | 16:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Junk food yang dijual di berbagai gerai makanan secara umum tidak memiliki label nutrisi pada setiap kemasannya.

Para ahli percaya bahwa sistem pelabelan nutrisi tentunya dapat membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat saat membeli makanan, sehingga mengurangi risiko beberapa jenis penyakit, salah satunya kanker.

Temuan baru dari sebuah penelitian besar di Eropa mengungkapkan hubungan kuat antara konsumsi junk food dan risiko terkena kanker.

Untuk membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat, tim peneliti mendukung penerapan sistem pelabelan yang sederhana di seluruh dunia.

Dilansir dari Medicaldaily, Nutri-Score merupakan label nutrisi lima warna yang menggunakan sistem yang dirancang oleh British Food Standard Agency.

Label ini pada dasarnya mencetak makanan pada kualitas gizi dengan nilai pada skala A (kualitas gizi tertinggi) yang diwakili oleh warna hijau gelap hingga skala E (kualitas gizi buruk) yang diwakili oleh warna merah gelap.

Junk food. (NDTV Food)

Penelitian ini dipimpin oleh Institut Nasional Prancis untuk kesehatan dan penelitian medis.

Dengan menggunakan sistem yang sama dengan Nutri-Score, tim peneliti memeriksa dan menilai diet hampir setengah juta orang dari sepuluh negara Eropa.

Selanjutnya, para peneliti mencoba mengidentifikasi dengan melihat tingkat kanker di antara para peserta.

Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti merokok, riwayat keluarga kanker dan BMI, para peneliti menemukan kualitas nutrisi yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker.

Data menunjukkan risiko terkena kanker kolorektal, saluran pernapasan, dan kanker perut lebih besar bagi mereka yang sering mengonsumsi junk food.

Perbedaan gender juga diamati di mana laki-laki sangat terkait dengan risiko kanker paru-paru, sementara perempuan dikaitkan dengan risiko kanker hati dan pascamenopause.

Selain berhenti merokok, pedoman oleh American Cancer Society merekomendasikan aktivitas fisik yang memadai dan diet sehat untuk mengurangi risiko kanker.

Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine pada 18 September.

BACA SELANJUTNYA

Cegah Kanker, Peneliti Sarankan Makan Pisang Setiap Hari!