Senin, 29 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Sabtu, 15 September 2018 | 10:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - KB (Keluarga Berencana) merupakan program yang diperuntukkan bagi pasangan suami istri dalam menunda atau mencegah kehamilan dengan bantuan alat kontrasepsi. Jenisnya beragam, mulai dari pil, suntik, tanam, dan spiral.

Namun, ada beberapa pasangan yang enggan menggunakan alat bantu kontrasepsi tersebut. Alasannya beragam, mulai dari takut, khawatir gendut, dan lain sebagainya.

Mereka yang enggan lebih memilih metode senggama terputus. Yaitu ketika berhubungan seksual, suami akan mengeluarkan mr. P dari miss V istri sebelum ejakulasi. Sehingga sperma tidak keluar dalam rahim dan membuahi sel telur.

Apakah metode ini efektif?

Menurur dr. Dian Azizah metode ini tidak 100% efektif cegah kehamilan. Persentase keefektifannya sebesar 81-96%. Sehingga bisa ditarik data bahwa persentase kegagalan metode tersebut mencapai 15-28%.

Ilustrasi bercinta. (iStock)

Tidak efektifnya metode senggama terputus disebabkan oleh dua hal berikut. Pertama, pria kurang bisa mengendalikan diri. Sehingga ketika akan ejakulasi, pria terlambat mengeluarkan mr. P, dari miss V.

Sehingga sperma masuk dalam saluran miss V dan membuahi sel telur.

Kedua, meskipun pria bisa mengendalikan diri dan sperma tidak keluar dalam miss V, ada hal yang perlu diwaspadai. Bahwa cairan pre-ejakulasi juga mengandung sperma dan tentunya bisa sebabkan kehamilan.

Bagi pasangan suami istri, sah-sah saja memilih beragam alat kontrasepsi termasuk metode senggama terputus. Tetapi, jika tidak ingin gagal dalam cegah kehamilan dan bingung menentukan alat kontrasepsi yang sesuai, ada baiknya kamu dan pasangan konsultasi dengan ahli di bidangnya.

BACA SELANJUTNYA

Sutra Luncurkan Variasi Kondom Baru, Lebih Tipis dan Ekstra Pelumas