Rabu, 24 April 2024
Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere : Jum'at, 14 September 2018 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kelahiran bayi dalam kondisi sehat adalah hal yang sangat disyukuri oleh semua orangtua. Namun, saat ini tidak sedikit kasus yang kita dengar soal bayi cacat saat lahir.

Dilansir dari boldsky, kelainan kongenital umumnya dikenal sebagai cacat lahir yang memengaruhi penampilan atau fungsi organ. 

Cacat lahir bisa terjadi akibat genetik atau non genetik misalnya akibat pilihan gaya hidup, infeksi selama kehamilan, dan lain sebagainya.

Rahim dianggap sebagai tempat teraman untuk janin. Tetapi bagaimana jika tempat ini ternyata berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang?

Rahim terdiri dari kantung ketuban yang diisi dengan cairan amnion. Kantung ketuban terdiri dari dua lapisan - lapisan luar disebut chorion dan lapisan bagian dalam yang disebut amnion.

Lapisan ini paling dekat dengan bayi. Terkadang, amnion pecah secara tidak terduga. Ini biasanya tidak menyebabkan masalah pada lapisan luar kantung amnion atau korion.

Ilustrasi. (belliesinc.com)

Lapisan amnion yang sudah pecah ini kemudian membuat tubuh janin tidak terbungkus sebagian. Akibatnya beberapa bagian jaringan tubuh bayi gagal berkembang.

Bagian tubuh janin yang tidak mendapat asupan atau tidak berkembang inilah yang nantinya mengalami kecacatan saat dilahirkan.

Beberapa kasus diobati melalui operasi in utero untuk membebaskan organ dan mengurangi kerusakan organ tubuh lainnya.

Ini adalah perawatan minimal invasif yang tidak memengaruhi janin dengan cara apa pun. Setelah operasi, janin akan berada di bawah pengawasan ketat untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Cacat biasanya terjadi pada jari-jari tangan dan kaki yang kemudian akan dioperasi setelah kelahiran.

Saat ini, dengan munculnya prostetik, banyak anak yang terkena amniotic band syndrome saat lahir bisa melanjutkan hidup dengan normal.

BACA SELANJUTNYA

Waspada, Duduk Terlalu Lama Berisiko Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis