Kamis, 25 April 2024
Rauhanda Riyantama : Jum'at, 14 September 2018 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Seiring zaman yang makin berkembang, turut menggiring industri kencantikan berinovasi. Bahkan, ada yang masuk dalam kategori ekstrim. Salah satunya yaitu vampire facial, metode kecantikan yang menggunakan darah sendiri untuk perawatan wajah.

Teknik facial semacam ini menjadi populer lantaran dilakukan oleh aktris kenamaan Kim Kardashia di Amerika Serikat. Bahkan, belakangan ini sudah dipraktikkan oleh beberapa klinik kecantikan di Indonesia.

Namun, facial semacam ini memunculkan kontroversi karena menggunakan darah untuk dijadikan serum yang disuntikkan ke wajah. Dikhawatirkan darah yang disuntikkan ke wajah menimbulkan infeksi dan menularkan penyakit.

Akibat kontroversi ini, sebuah spa kecantikan bernama VIP Spa di Albuquerque, New Mexico, AS ditutup oleh otoritas kesehatan setempat karena diduga membahayakan pasien. Mereka berasumsi bahwa tekni facial semacam ini bisa menimbulkan infeksi melalui darah. 

Tak tanggung-tanggung, New Mexico Department of Health (NMDOH) dalam sebuah peringatannya menyarankan agar siapa saja yang pernah melakukan vampire facial untuk memeriksakan diri mereka karena ditakutkan sudah tertular penyakit.

"Bagi siapapun yang melakukan vampire facial atau perawatan dengan suntikan lainnya di VIP Spa di Tijeras Avenue harus memeriksakan darah mereka untuk mengetahui apakah Anda mengalami infeksi," kata Sekretaris Kabinet NMDOH, Lynn Gallagher, seperti dilansir Science Alert.

NMDOH mengeluarkan peringatan tersebut setelah melakukan inspeksi terhadap VIP Spa dan menemukan praktik facial yang berpotensi menyebarkan infeksi penyakit yang ditularkan melalui darah, seperti HIV dan hepatitis B dan C ke pelanggannya. 

Menurut NMDOH, inspeksi terhadap VIP Spa dilakukan setelah salah satu pelanggan mengalami infeksi yang mungkin terjadi setelah ia melakukan perawatan di spa tersebut.

Sampai saat ini, NMDOH masih melakukan pemeriksaan terutama pada tempat penyimpanan, penanganan, dan pembuangan jarum praktik spa tersebut.

Sementara itu, pemilik spa, Luly Ruiz, mengatakan bahwa ia selalu membuang jarum bekas pakai dan tidak pernah menggunakannya secara ulang.

“Saya membuka jarum baru di depan pelanggan saya ketika mereka datang. Saya ingin pelanggan saya yakin dan semua senang karena tahu bahwa diri mereka aman,” ungkap Ruiz.

Vampire facial ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil darah dari pasien, seperti saat melakukan donor darah. Kemudian, darah tersebut ditaruh dalam sebuah sentrifugal dan diputar dengan kecepatan tinggi hingga plasmanya terpisah.

Plasma yang biasanya memiliki warna kekuningan ini kemudian disuntikkan ke wajah atau bagian tubuh lain. Selain itu, juga dilakukan microneedling, yaitu treatment yang melibatkan penusukan jarum-jarum kecil sepanjang kurang dari 2,5 milimeter ke dalam kulit dengan menggunakan alat khusus. Kulit wajah biasanya akan berdarah setelah menjalani microneedling.

Sedangkan di Indonesia sendiri, praktik vampire facial belum ada kasus penutupan. Di sini, facial macam ini sebatas dipromosikan sebagai metode perawatan kecantikan yang mampu menghilangkan jerawat dan bekas-bekasnya di wajah.

BACA SELANJUTNYA

Mengenal Gejala Gangguan Pembekuan Darah yang Bisa Berakibat Fatal