Minggu, 05 Mei 2024
Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere : Rabu, 08 Agustus 2018 | 10:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Minuman berenergi biasanya diminum ketika selesai berolahraga, dengan alasan minuman ini bisa mengembalikan energi yang telah hilang. Namun, minuman jenis ini tak seharusnya diberikan kepada si kecil.

Pasalnya minuman ini mengandung oktan dalam kadar tinggi. Efek jangka pendek yang bisa terlihat jika mengonsumsi minuman berenergi adalah gugup, pusing atau gemetaran.

Jika dibiarkan, anak bahkan bisa mengalami kejang-kejang. Menurut National Institutes of Health (NIH), anak berusia di bawah 6 tahun bisa mengalami gejala penyakit jantung dan gangguan sistem saraf jika diberikan minuman jenis ini.

Minuman berenergi juga mengandung sekitar 500 mg kafein yang hampir setara dengan 14 kaleng soda. Kafein ini nantinya juga bisa memengaruhi aliran dan tekanan darah serta irama jantung.

Jika kamu pehatikan, di dalam satu kaleng soda mengandung gula yang tak sedikit. Jika anak mengonsumsi minuman berenergi, tak menutup kemungkinan ia akan mengalami gigi berlubang.

Minuman berenergi. (wallstreetinsanity.com)

Bukan hanya itu, anak juga akan mengalami diabetes. Menurut The American Academy of Pediatrics, minuman berenergi jangan pernah diberikan pada anak. 

Jika diberikan terus-menerus, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Ada banyak pilihan minuman yang kamu bisa pilih untuk si buah hati ketika ia selesai berolahraga. Kamu bisa menggantinya dengan asupan jus, susu atau air putih.

Kamu juga bisa memberikan si buah hati sarapan seimbang dengan minum kedelai 2 jam sebelum olahraga. Villanova University menyarankan agar minum teh hijau dan air putih sebagai pilihan lain.

Jadi, jangan pernah beri minuman berenergi pada anak ya.

 

 

 

BACA SELANJUTNYA

Gegara Terlalu Sering Minum Minuman Berenergi, Pria Ini Gagal Jantung