Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap 4 Februari merupakan momen tepat untuk mengingatkan kembali pentingnya deteksi dini kanker payudara yang kasusnya semakin meningkat, terutama pada perempuan.
Deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri alias Sadari dan pemeriksaan payudara klinis atau Sadanis.
Sadari bisa dilakukan sendiri di rumah setelah mandi, sedangkan Sadanis dilakukan oleh dokter dengan alat USG payudara dan mammografi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-onkologi, dr Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM menganjurkan perempuan usia sekitar 40 tahun melakukan USG payudara ketimbang mammografi.
Baca Juga
-
Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Benarkah Suplemen Penurun Berat Badan Tidak Efektif? Begini Kata Ahli Gizi
-
Benarkah Suplemen Penurun Berat Badan Tidak Efektif? Begini Kata Ahli Gizi
-
Botol Minum Kamu Jarang Dicuci? Hati-hati Jadi Sarang Bakteri Berbahaya!
"Pada saat usia muda, kelenjar air susu atau payudara lebih banyak dibandingkan lemak sehingga USG (payudara) lebih valid hasilnya dibandingkan mammografi," ujarnya saat konferensi pers memeringati hari Kanker Sedunia 2023 di Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Namun seiring bertambahnya usia, sambung dia, kelenjar air susu akan semakin berkurang dan digantikan lemak, sehingga deteksi dini terutama pada perempuan usia 45 tahun ke atas dinilai efektif melalui mammografi ketimbang USG payudara.
"Untuk mendeteksi misalnya pengapuran atau tanda awal terbentuknya kanker pada payudara," kata Jeffry.
Namun pada banyak kasus, dokter bisa menyarankan perempuan melakukan pemeriksaan kombinasi antara USG dan mammografi, karena keduanya saling melengkapi.
"Kalau ada kecurigaan suatu kanker tidak ada satupun pemeriksaan yang bisa menggantikan selain biopsi, baru tegakkan diagnonis kanker, baru penentuan stadium," tambah dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ini.
Sementara pada perempuan yang belum mencapai usia 40 tahun, tapi sudah mengalami masa pubertas, Jeffry menyarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri alias Sadari.
Sadari bisa dilakukan tujuh hingga 10 hari setelah perempuan menstruasi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
"Pegang sendiri (Sadari) ini yang paling mudah. Payudara berada di luar, berbeda dengan usus, paru itu di dalam. Artinya saat mandi, seharusnya setiap wanita bisa memegang sendiri, artinya bisa mendeteksi awal," terangnya..
Deteksi dini payudara baik dengan cara Sadari maupun Sadanis penting dilakukan mengingatkan kejadian kanker payudara, saat ini tercatat pengidapnya semakin muda, yaitu perempuan usia belasan tahun.
Sadari dan Sadanis, kata Jeffry, tergolong pemeriksaan paling mudah yang dapat dilakukan perempuan yang sudah pubertas dan terutama bila ada riwayat kanker di keluarganya.
"Kalau ada riwayat (kanker payudara di keluarga) bisa meningkatkan awareness untuk lebih teliti mengenali diri sendiri terutama payudara. Kalau kita bisa temukan pada stadium awal, survival ratenya sangat tinggi dibandingkan dengan stadium empat," pungkasnya.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Olivia Newton-John Meninggal Dunia Karena Kanker Payudara, Waspadai Gejala dan Penyebabnya!
-
Tidak Melulu Karena Kanker, Berikut 5 Alasan Umum Payudara Nyeri
-
Ada 5 Stadium Kanker Payudara, Ketahui Perbedaannya
-
Gejala Kanker Payudara Tidak hanya Benjolan, Ketahui Tanda Lainnya!
-
Kanker Payudara dapat Menyebar ke Tulang, Bagaimana Bisa?
-
Pakai Bra Kawat Disebut Bisa Picu Kanker Payudara, Ahli Beberkan Faktanya
-
Cegah Kanker Payudara, Yuk Perbanyak Konsumsi Lima Makanan Berikut
-
Pernah Dengar Deodoran Picu Kanker Payudara? Simak Penjelasan Dokter
-
Efek Vaksin Covid-19 pada Wanita: Muncul Benjolan Mirip Kanker Payudara
-
Tunda Tes Mammogram 4 Minggu Usai Suntik Vaksin Covid-19, Ini Alasannya!