Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Penyakit campak mewabah lagi. Meski penyakit menular ini sering menginfeksi anak-anak, tetapi bisa juga mengenai orang dewasa.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, jumlah kejadian penyakit campak terjadi hampir di semua umur.
“Jumlah kejadiannya sampai Desember 2022 dilaporkan dari 31 provinsi. Pasiennya hampir di semua umur,” katanya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Nadia menerangkan, ada lebih dari 3.000 kasus campak sepanjang tahun 2022 yang tersebar di 31 provinsi.
Baca Juga
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
5 Kelebihan Operasi ERACS untuk Melahirkan, Apa Keunggulannya?
-
5 Kelebihan Operasi ERACS untuk Melahirkan, Apa Keunggulannya?
-
Selain Menambah Energi, Ini Efek Makan Nasi Putih yang Perlu Anda Tahu
-
Selain Menambah Energi, Ini Efek Makan Nasi Putih yang Perlu Anda Tahu
“Ada 3.341 kasus di tahun 2022 dilaporkan di 223 kabupaten kota dari 31 provinsi,” ujarnya.
Angka kasus tersebut meningkat sebesar 32 kali lipat. Penyebabnya, kata Nadia, cakupan imunisasi campak tidak sesuai target dalam kurun 2020-2022.
Salah satu alasan mengapa vaksinasi campak tak mencapai target adalah fokus layanan kesehatan sepanjang pandemi COVID-19 fokus pada upaya pengendalian SARS-C0v-2 penyebab COVID-19.
Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi mengalami penurunan peserta pada angka 84 persen dari target imunisasi sebanyak 92 persen.
Imunisasi campak diberikan bersamaan dengan vaksin rubella dalam satu paket vaksin Campak-Rubella sebanyak tiga kali suntikan, yaitu pada umur 9 bulan, 18 bulan dan pada anak setara kelas 1 SD/MI/sederajat.
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, mengatakan campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Penyakit campak berbahaya, karena dapat menyebabkan gangguan saraf permanen, gangguan penglihatan hingga kebutaan, diare hingga dehidrasi, radang paru-paru (pneumonia), hingga menyebabkan kematian.
Dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ira menuturkan gejala campak ditandai dengan demam tinggi beberapa hari, mata merah, batuk pilek, muncul ruam secara bertahap dimulai dari belakang telinga, lalu muka leher yang menjalar ke seluruh tubuh lain (tangan dan kaki), dan muncul bercak kecil berwarna putih di mulut dan tenggorokan.
“Virus ini menular melalui droplet yang keluar dari hidung dan mulut, saat seseorang yang terinfeksi campak berbicara, batuk, bersin, dan beringus,” imbuhnya.
Menghadapi campak yang tengah mewabah, Ira membagikan beberapa tips pencegahan agar tidak terinfeksi campak.
1. Imunisasi MR/MMR
Imunisasi MR/MMR efektif mencegah anak terinfeksi campak
2. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi
Ketika seseorang terinfeksi campak, 90% orang yang kontak erat dengan penderita dapat tertular, jika belum memiliki kekebalan terhadap campak.
“Kekebalan terbentuk jika telah di imunisasi atau pernah terinfeksi campak sebelumnya,” jelas Ira.
3. Perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi, serta memenuhi kebutuhan cairan setiap harinya.
4. Cukup Istirahat
Istirahat cukup dan berkulaitas kunci utama tubuh, jiwa, dan pikiran yang sehat.
Tak hanya itu, istirahat cukup juga dapat menurunkan risiko cedera, memperbaiki suasana hati, mengontrol berat badan dan meningkatkan daya ingat dan daya pikir.
5. Segera ke Dokter Bila Anak Bergejala
Bila si kecil menunjukkan gejala terinfeksi vius campak, Parents harus segera membawanya ke fasilitas kesehatan atau DSA terdekat
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Dokter Sebut Kasus Campak Meningkat, Orangtua Harus Waspadai 5 Gejala Ini!
-
WHO: Kasus Campak Tahun 2019 Capai Titik Tertinggi dalam 23 Tahun Terakhir
-
Anak-Anak Lebih Berisiko Kena Campak Dibanding Virus Corona, Ini Sebabnya!
-
Ilmuwan Pakai Vaksin Campak untuk Lawan Virus Corona Covid-19
-
117 Juta Anak Berisiko Terlambat Imunisasi Campak akibat Pandemi Corona
-
Makin Meresahkan, Pramugari Asal Israel Koma karena Campak
-
Daftar Makanan yang Harus Dikonsumsi Saat Terkena Campak Agar Tetap FIt
-
Nge-gym Saat Karantina dan Dianggap Tularkan Campak, Pasutri Ini Ditangkap
-
Negara Ini Catat Kasus Campak Pertamanya Setelah Lima Tahun Terakhir
-
Campak Mewabah, WHO Sebut Hampir 1.000 Anak di Madagaskar Meninggal