Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Kematian akibat penyakit jantung meningkat di antara perempuan muda bawah usia 65 tahun. Hal ini dinyatakan pada sebuah penelitian nasional Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan dalam European Heart Journal-Quality of Care and Clinical Outcome, jurnal dari European Society of Cardiology (ESC).
Studi tersebut menemukan bahwa meski tingkat kematian akibat kanker menurun setiap tahun antara 1999 hingga 2018, namun tingkat kematian akibat penyakit jantung telah meningkat sejak 2010.
"Perempuan muda di AS menjadi kurang sehat yang sekarang mengakibatkan kematian karena penyakit jantung," kata penulis senior Dr. Erin Michos dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Baltimore, Amerika Serikat.
"Dengan memburuknya epidemi diabetes dan obesitas di negara maju, temuan kami merupakan tanda peringatan bahwa kita perlu lebih memperhatikan kesehatan perempuan muda," imbuhnya.
Baca Juga
-
Blueberry, Buah Mungil yang Ampuh Cegah Masalah Kardiovaskular
-
Lancarkan Metabolisme dan Turunkan Berat Badan, Utamakan Olahraga Sore
-
Jangan Abaikan Pentingnya Makan Bersama Keluarga, Ini Efeknya pada Anak!
-
Bukan Vaksin, Ilmuwan Israel Temukan Obat Covid-19 yang Efektif 96 Persen
-
Ada Gejala Virus Corona yang Bisa Turunkan Dorongan Seksual, ini Sebabnya!
-
Memvaksin Orang Tua Terlebih Dahulu Tidak Efektif Hentikan Pandemi Corona
Menurut Michos, perempuan sering kali mengutamakan kesehatan dan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri. Mereka sering kali merawat anak dan orang tua serta bekerja penuh waktu. Oleh karena itu, perempuan harus memprioritaskan kesehatan mereka sendiri, terutama karena penyakit jantung sebagian besar dapat dicegah.
"Jika tindakan kesehatan masyarakat yang ekstrim tidak diambil untuk mengurangi faktor risiko kardiovaskular, dengan fokus pada kelompok berisiko tinggi, kematian akibat penyakit jantung dapat menggantikan kanker menjadi penyebab utama kematian pada wanita muda," catat para peneliti.
Penulis utama penelitian, Dokter Safi Khan dari West Virginia University, Morgantown, mengatakan bahwa upaya lebih intensif diperlukan untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung pada perempuan muda untuk membalikkan peningkatan kematian.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
-
Gigi Berlubang Tak Boleh Disepelekan, Dokter Ingatkan Hal Ini
-
Jarang Tertawa Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Sebabnya!
-
Rima Melati Sempat Alami Gagal Jantung, Ini Bedanya dengan Serangan Jantung!
-
Duduk Lebih dari 8 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Sakit Jantung, Ayo Perbanyak Gerak
-
Pernah Lihat Orang Meninggal dalam Posisi Tidur? Ini Kata Dokter!
-
Bukan Menyehatkan, Studi Baru: Lari Meningkatkan Risiko Serangan Jantung pada Pria
-
Angka Kematian Covid-19 Terendah di Dunia, Begini 5 Strategi Jepang Mengatasinya
-
Awas, Ini 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Ahli Sebut Minum Kopi Justru Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Kanker, Kok Bisa?