Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
2. Tes keperawan tidak ilmiah
Di Indonesia, perempuan yang akan masuk militer harus melakukan tes keperawanan. Bahkan sekolah-sekolah juga beberapa kali melakukan tes keperawanan yang dikhususkan pada perempuan.
Padahal keperawanan yang hilang karena penetrasi dilakukan oleh dua pihak, baik laki-laki dan perempuan. Namun tes ini hanya dibebankan pada perempuan saja sebagai ukuran moral tertentu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pemeriksaan keperawanan sebagai pelanggaran hak asasi perempuan dan anak yang memperkuat gagasan stereotip tentang seksualitas perempuan dan ketidaksetaraan gender.
Baca Juga
-
Penjelasan Ilmiah di Balik Perasaan Bahagia Usai Memasak dan Membuat Kue
-
Bikin Terharu, 5 Hal Ini Harus Dihadapi Tenaga Medis saat Pandemi Covid-19
-
Kak Seto Sebut NF Gadis Pembunuh Bocah Punya Sifat Callous Unemotional
-
Ratusan Kasus Corona Covid-19 di Korea Selatan Berasal dari Kelas Zumba!
-
Psikis NF Gadis Pembunuh Bocah Membaik karena Terapi Seni, Apa Itu?
-
Usai Pulih dari Virus Corona Covid-19, Pasien Bisa Alami Gangguan Mental
"Tidak ada pemeriksaan yang dapat membuktikan bahwa perempuan telah melakukan hubungan seks dan penampilan selaput dara gadis atau wanita tidak dapat membuktikan apakah mereka telah melakukan hubungan seksual, atau aktif secara seksual atau tidak," kata pihak WHO pada tahun 2018 untuk mengakhiri praktik tes keperawanan.
3. Selaput dara tidak akan hilang setelah penetrasi
Selaput dara Anda tidak hilang setelah hubungan seksual pertama Anda, bagian tersebut tetap berada di tubuh perempuan selamanya selamanya.
4. Pendarahan dan keperawanan
Tidak ada hubungan antara kehilangan keperawanan dan pendarahan. Menurut para profesional medis, banyak wanita tidak mengalami perdarahan selaput dara ketika mereka melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya. Itu sangat normal.
5. Tes pap smear kanker serviks tidak akan memengaruhi selaput dara
Banyak perempuan takut melakukan tes pap smear untuk mendeteksi sel kanker serviks. Hal ini disebabkan karena tes yang menggunakan spekulum dianggap bisa membuat vagina melar dan merusak selaput dara.
Faktanya, gerakan spekulum jelas berbeda dengan penetrasi dari aktivitas seksual penis dalam vagina.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
5 Mitos Populer Soal Pap Smear, Ketahui Faktanya
-
Punya Beragam Jenis, Ketahui Variasi Bentuk Selaput Dara
-
Tidak Berdarah saat Malam Pertama, Tanda tidak Perawan?
-
WHO Larang Pemeriksaan Keperawanan dengan Dua Jari di Seluruh Dunia
-
Viral Soal Tes Keperawanan, Gimana Cara Wanita Tahu Pria Masih Perjaka?
-
Heboh Wanita Didesak Tes Keperawanan oleh Tunangan, Gimana Caranya?
-
Masih Banyak yang Salah Kaprah, Simak Mitos dan Fakta Selaput Dara!
-
Catat, Tes Keperawanan Adalah Pelanggaran Hak Asasi Perempuan
-
Demi Pembalut, Wanita di Kenya 'Menjual' Keperawanannya