Jum'at, 19 April 2024
Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah : Jum'at, 05 Juli 2019 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Salah satu cara untuk mengurangi rasa sakit akibat nyeri saat menstruasi adalah dengan berlari di treadmill sebanyak tiga kali seminggu, menurut temuan peneliti.

Melansir Daily Mail, wanita yang berolahraga mengalami 22% lebih sedikit rasa sakit setelah enam bulan, dari pada mereka yang tidak.

Nyeri menstruasi, atau dismenore primer, menyerang setengah dari wanita dan diduga disebabkan oleh masuknya bahan kimia yang disebut prostaglandin.

Prostaglandin menyebabkan pembuluh darah di uterus mengerut, yang mencegah oksigen mencapai jaringan rahim, sehingga memicu rasa sakit.

Olahraga secara umum dianggap 'membuang' bahan kimia ini, meningkatkan pasokan darah yang kaya oksigen ke rahim.

Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Anglia Ruskin ini menganalisis 70 wanita berusia antara 18 dan 43 tahun yang didiagnosis menderita dismenore primer.

Ilustrasi menstruasi - (Shutterstock)

Peserta diminta untuk berlari di antara 70% hingga 85% dari denyut jantung maksimal mereka menggunakan treadmill sebanyak tiga kali seminggu selama enam bulan.

Kemudian hasil mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol, yang tidak melakukan latihan apa pun.

Hasilnya, ternyata perempuan yang berlari mengalami pengurangan rasa sakit hingga 6% setelah 4 minggu. Seiring waktu rasa sakit semakin berkurang.

"Uji coba ini menunjukkan olahraga secara signifikan mengurangi rasa sakit bagi orang-orang yang mengambil bagian dalam program ini, dan mereka juga melaporkan berkurangnya tingkat rasa sakit setelah empat dan tujuh bulan," ujar Dr Leica Claydon-Mueller, rekan penulis studi di Universitas Anglia Ruskin.

Di sisi lain, jika perempuan rutin melakukan aerobik, manfaatnya tidak hanya mengatasi rasa sakit, namun juga meningkatkan kualitas hidup.

"Bukti yang mendukung penggunaan latihan aerobik untuk mengatasi rasa sakit, meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan fungsi sehari-hari telah diperkuat oleh temuan dari penelitian ini," tambah Dr Priya Kannan, dari Universitas Politeknik Hong Kong.

Wanita yang lebih muda paling berisiko dismenore primer, yang juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, diare, dan bahkan muntah.

Obat antiinflamasi non-steroid, seperti aspirin, direkomendasikan sebagai pengobatan lanjutan.

BACA SELANJUTNYA

Meski Kurang Gerak, Asal Rutin Aerobik Singkat Bisa Berefek Penting