Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang wanita mengungkapkan, teh detoks yang ia konsumsi memengaruhi gangguan makannya saat pertama kali mengonsumsi minuman penurun berat badan itu.
Iman Hariri-kia (23), seorang associate editor di Elite Daily di New York City menjelaskan pengalamannya dengan teh detoks saat meminumnya ketika masih di sekolah menengah.
Melansir dari dailymail, dia mengaku berat badan mulai bertambah saat berusia 13 tahun. "Saya pertama kali tahu teh detoks berkat seorang teman dekat selama tahun pertama saya di sekolah menengah," ujarnya.
Teh diiklankan untuk membakar lemak, menghilangkan ngidam, dan mengatur ulang sistem pencernaan.
Baca Juga
Namun, Iman mengklaim semua manfaat yang didapat dari minuman itu justru sebagai pencahar.
"Itu tidak menekan nafsu makan saya, mengekang keinginan saya, mengecilkan perut saya, atau salah satu dari sejuta janji kosong lainnya yang pernah saya lihat," tandasnya.
"Lebih khusus lagi, itu membuat saya diare yang paling menyakitkan, paling kejam yang pernah saya alami," lanjut Iman.
Sementara itu, bicara soal detoksifikasi, sebenarnya tubuh sudah memiliki proses detoksifikasi sendiri, yakni ginjal dan hati.
Teh detoks juga sering mengandung senna, bahan yang ditemukan dalam obat pencahar.
Obat ini disarankan oleh para profesional kesehatan termasuk NHS untuk hanya dikonsumsi selama seminggu untuk menghindari efek samping.
"Produk-produk penurunan berat badan ini tidak membuat Anda lebih kurus," tulisnya di sebuah postingan Instagram yang dibagikan pada November lalu.
"Itu hanya membuatmu diare. Ketika berat badan saya turun, masalahnya bertambah," tulis Iman. "Berat badan saya turun dengan cepat dan beberapa orang di dekat saya menjadi khawatir."
Setelah didiagnosis, ia mengalami penyakit Celiac di mana sistem kekebalan tubuh tidak dapat lagi mencerna gluten dan gastroparesis, yang berarti ususnya mencerna makanan dengan kecepatan yang lebih lambat.
Kondisinya ini bahkan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit jantung dan kerusakan hati.
Setelah mendapatkan perawatan, ia mengatakan, "Saya mendidik kembali tubuh ini tentang apa artinya menjadi sehat," tutupnya.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
4 Tips Mengatasi Keracunan Makanan, Lakukan sebagai Pertolongan Pertama
-
Jaga Asupan Makanan Selama Diare, Jangan Sampai Dehidrasi dan Kekurangan Energi!
-
Waspada Recreational Water Illness Saat Berenang di Kolam Renang Umum, Sebabkan Banyak Infeksi
-
Mendeteksi Hepatitis Akut Berat pada Anak, Orangtua Perlu Waspadai Gejala Ini
-
5 Jus Buah dan Sayur Terbaik untuk Bantu Detoksifikasi Tubuh
-
Deteksi Gejala Varian Omicron Saat Buang Air Besar, Waspadai Perubahan Ini!
-
Virus Corona Covid-19 Bisa Timbulkan Gejala Diare, Ini Sebabnya!
-
Infused Water Diklaim Punya Khasiat Detoksifikasi, Benarkah?
-
Daftar Penyakit yang Menyerang Sistem Pencernaan, Apa Saja?
-
Benarkah Diare Selama Kehamilan Bisa Berbahaya? Simak Kata Ahli