Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Skoliosis atau tulang belakang yang bengkok dengan sudut yang cukup besar kerap kali membuat orang mengalami rasa nyeri. Selain itu, hal ini tampaknya juga menganggu menampilan yang menyebabkan orang kurang percaya diri.
Nah untuk prevalensinya, menurut Dr. dr. Wawan Mulyawan SpBS(K), SpKP skoliosis lebih sering dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Belum diketahui alasan yang mendasarinya namun survei menunjukkan prevalensi skoliosis pada perempuan dan laki-laki memiliki perbandingan 10 berbanding 1.
"Belum diketahui penyebab pasti kenapa perempuan lebih berisiko tapi faktor genetik berperan penting. Apalagi perempuan ketika sudah pubertas, mengalami berbagai perubahan di tubuhnya yang pada sebagian orang memicu skoliosis," ujar dr Wawan dalam temu media di Lamina Pain and Spine Center, RS Melia Cibubur, Selasa (19/2/2019) diberitakan Suara.com.
Lebih lanjut ia menjelaskan, skoliosis adalah kondisi medis di mana tulang belakang manusia dilihat dari belakang akan tampak meIengkung ke kiri atau ke kanan. Kurva lengkungnya biasanya berbentuk "S' atau 'C' sedikitnya 10 derajat.
Baca Juga
-
Desainer Legendaris Karl Lagerfeld Meninggal karena Kanker Pankreas
-
Putuskan Berhenti Bercinta, Ini yang Bakal Terjadi pada Tubuh
-
Video: Ini Setrika Pintar yang Bantu Atasi Lelah dan Stres Ibu Rumah Tangga
-
5 Hal Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Bercinta
-
Ibu Ini Gunakan Eucalyptus untuk Bersihkan Kaca Shower, Begini Hasilnya
Dalam beberapa kasus lengkungan ini bersifat stabil, sementara dalam beberapa kasus Iain, derajat lengkungannya bisa meningkat seiring waktu. Skoliosis ringan biasanya tak menyebabkan masalah, namun kasus berat bisa membuat penderita mengalami masalah pernafasan. Meski penderita mungkin tak merasakan nyeri tertentu.
Skoliosis bisa disebabkan banyak sebab. Misalnya kongenital, terjadi saat periode perkembangan janin. SkoIiosis juga bisa disebabkan oleh keturunan atau genetik, panjang kaki yang berbeda, cedera, infeksi atau tumor.
"Pasien mungkin merasakan tinggi bahu atau panggung kiri dan kanan yang berbeda, merasa kebas, Iemah atau sakit di kaki, sulit berjalan atau berdiri tegak, lelah, sesak nafas dan merasa terjadi penyusutan tinggi badan," kata Dr. Wawan.
Setelah berbagai pemeriksaan, dokter akan memberikan alternatif tindakan berdasarkan beberapa faktor penentu. Misalnya lokasi Iengkungan, derajat lengkungan, rasa nyeri, sesak nafas atau jenis kelamin. Beberapa alternatif yang mungkin bisa dilakukan mulai dari sekadar observasi, non-bedah seperti penggunaan korset atau tindakan pembedahan.
Obsevasi dilakukan jika lengkungan termasuk kategori ringan. Untungnya ini terjadi hampir pada 90 persen kasus Skoliosis. Sementara jika lengkungan antara 20-40 derajat dokter mungkin akan menganjurkan penggunaaan korset (brace).
"Saat ini banyak dijual secara luas baik apalagi secara online korset yang konon bisa membuat penggunanya memiliki postur lebih tegak. Sebaiknya hati-hati karena tidak ada korset untuk tulang belakang yang dibuat secara universal. Pemeriksaan dan pengukuran oleh dokter ahli sangat diperlukan untuk semaksimal mungkin mengembalikan tulang punggung ke bentuk normal," kata dr Wawan.
Jika kondisi Skoliosis yang diidap pasien lebih berat pembedahan untuk koreksi tulang belakang, mungkin akan sangat diperlukan. Selama pembedahan monitoring dan evaluasi juga terus menerus dilakukan khususnya untuk pembiusan dan monitoring saraf.
"Evaluasi pasca operasi akan dilakukan khususnya agar saraf sensorik, motorik dan otonom semua bisa berfungsi usai pembedahan," pungkas dr Wawan. (Suara.com/Firsta Nodia)
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Rima Melati Idap Ulkus Dekubitus, Kenali Gejala dan Penyebabnya!
-
Lakukan Adegan Panas, Bintang Film Porno Ini Alami Cedera Batang Otak!
-
Beby Tsabina Idap Skoliosis, Olahraga Ini Bisa Bantu Memperbaikinya!
-
Beby Tsabina Derita Skoliosis Sejak SMP, Ini Penyebab dan Gejalanya!
-
Peneliti Temukan Fakta Baru tentang Aktivitas Fisik Berat dan Penyakit ALS
-
Membangun Kepercayaan Diri Anak, Orangtua Bisa Lakukan Ini
-
Ketahui Zoom Dysmorphia, Terjadi pada Orang yang Sering Konferensi Video
-
Inlah Perilaku Orang yang Takut Terhadap Penolakan, Kamu Termasuk?
-
Kanker Payudara dapat Menyebar ke Tulang, Bagaimana Bisa?
-
Studi: Penghasilan Tinggi Berpengaruh pada Tingkat Percaya Diri