Sabtu, 20 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Sabtu, 24 April 2021 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kabar kurang baik datang dari Atta Halilintar yang kembali terinfeksi virus corona Covid-19 kedua kalinya. Atta Halilintar mengaku terkejut ketika melihat hasil swab test miliknya yang menunjukkan positif Covid-19 untuk kedua kalinya,

Mulanya, Atta justru mengira istrinya, Aurel Hermansyah yang terinfeksi ulang karena mengalami gejala demam dan bindeng. Meski begitu, Aurel tetap melakukan isolasi selama 5 hari karena berinteraksi intens dengan Atta Halilintar.

"YA ALLAH Shock!! aku Positif C0V1D-19 lagi untuk kedua kalinya.. setelah swab test untuk besok kerja terbang ke solo.. ternyata hasilnya positif," tulis Atta Halilintar dalam unggahan Instagramnya.

Infeksi ulang virus corona Covid-19 seperti Atta Halilintar memang masih menimbulkan banyak tanya. Secara teori, antibodi yang terbentuk setelah sembuh dari virus corona Covid-19 harusnya masih bertahan dalam tubuh sehingga seseorang akan lebih kebal terhadap infeksi kedua.

Tetapi, lamanya antibodi ini bertahan di dalam tubuh dan kemampuannya melindungi tubuh dari infeksi ulang masih belum dipahami.

Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah [Instagram/@aurelie.hermansyah]

Peneliti dari Oxford University dilansir dari Hellosehat, mengatakan pasien sembuh dari virus corona akan kebal terhadap infeksi ulang setidaknya selama 6 bulan. Temuan ini mereka peroleh dari hasil pengamatan pada kasus infeksi ulang yang sudah terjadi.

"Kami yakin kebanyakan orang yang sudah sembuh dari virus corona tidak akan tertular lagi setidaknya dalam jangka pendek," kata David Eyre, profesor di Oxford University.

Studi ini pun disebut sebagai langkah penting dalam memahami antibodi Covid-19 pada pasien yang berhasil sembuh. Peneliti juga mengklaim studi ini merupakan penelitian berskala besar pertama tentang seberapa besar antibodi alami terhadap Covid-19.

Studi ini berlangsung selama April hingga November 2020 yang mengamati 12.180 petugas medis di Rumah Sakit Universitas Oxford. Sebelumnya, para peserta melakukan tes untuk mendeteksi antibodi Covid-19 yang menandakan dirinya pernah terinfeksi virus corona.

Total ada 1.246 orang yang memiliki antibodi Covid-19 dan 11.052 orang tidak memilikinya sama sekali. Pada peserta yang memiliki antibodi, tak ada satupun mengalami infeksi ulang selama periode 8 bulan.

Sedangkan pada kelompok orang yang belum memiliki antibodi Covid-19, ada 89 di antaranya yang kembali terinfeksi ulang virus corona Covid-19 dan bergejala..

Studi ini memang belum memberikan cukup bukti data yang menilai kekebalan Covid-19 bisa bertahan 6 bulan. Tapi, studi ini meyakini bahwa orang yang terinfeksi ulang, tidak akan mengalami gejala yang sama.

BACA SELANJUTNYA

Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19