Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa mantan pasien Covid-19 yang berusia lebih tua dengan jenis kelamin laki-laki dan dirawat di rumah sakit disebut memiliki antibodi terbaik. Hal ini dinyatakan dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation.
Melansir dari Medical News Today, studi baru ini menemukan bahwa jumlah plasma antibodi anti-SARS-CoV-2 lebih tinggi pada pasien pria yang lebih tua dan membutuhkan rawat inap. Plasma ini yang merupakan komponen darah di mana dapat membantu mengobati Covid-19 pada pasien yang belum sembuh.
Pada studi ini para peneliti melakukan penelitian untuk menentukan bagaimaan usia, jenis kelamin, dan tingkat keparahan penyakit terhadap ukuran dan kualitas respons antibodi seseorang terhadap SARS-CoV-2.
Penelitian tersebut melibatkan 126 orang dewasa yang telah pulih dari infeksi Covid-19. Para peneliti mengambil darah dari para peserta dan membandingkannya dengan informasi mengenai usia, jenis kelamin, dan keparahan.
Baca Juga
-
Kenali, Begini 4 Tanda Nyeri Menstruasi Sudah Tidak Normal
-
Seperti Apel dan Teh, Asupan Tinggi Flavanol Bisa Menurunkan Tekanan Darah
-
Waspada, Masalah Gigi Picu Risiko Peradangan Tubuh Termasuk Jantung!
-
Cegah Osteoporosis dengan Memperhatikan Asupan Magnesium Anda!
-
Hindari Makan Makanan Ini saat Perut Kosong, Bisa Merusak Usus!
-
Temukan Kasus Baru, CDC Perbarui Definisi 'Kontak Dekat' Covid-19
Para ilmuwan menganalisis kemampuan plasma untuk menetralkan sel SARS-CoV-2 dalam kultur sel. Mereka juga menggunakan tes yang tersedia secara komersial untuk menentukan tingkat antibodi.
Mereka menemukan bahwa respons antibodi yang kuat dikaitkan dengan rawat inap akibat keparahan Covid-19, jenis kelamin pria, dan usia yang lebih tua.
"Kami mengusulkan bahwa jenis kelamin, usia, dan tingkat keparahan penyakit harus digunakan untuk memandu pemilihan donor untuk studi transfer plasma pemulihan," kata Profesor Sabra Klein, penulis utama penelitian dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi Molekuler Sekolah Johns Hopkins Bloomberg.
Para peneliti juga mencatat bahwa temuan mereka masih membutuhkan studi lebih lanjut.
Terkini
- Prabowo Subianto Ngaku Suka Makan Burger King, Ketahui Bahaya Konsumsi Junk Food pada Lansia
- Dialami oleh Atta Halilintar, Ini 4 Gejala Hernia yang Harus Diketahui Pria
- Mengenal Sindrom Tourette yang Dialami Tora Sudiro, Ini Gejalanya
- Tips Mencegah Batu Saluran Kemih dan Pembesaran Prostat, Pria Perlu Tahu
- Inilah Alasan Pria Mudah Mengantuk Setelah Berhubungan Seks, Terlalu Enak?
- Trombosit Atta Halilintar Turun Sampai 49, HIndari Makanan dan Minuman Ini!
- Trombosit Atta Halilintar Turun Karena Demam Berdarah, Cobalah Konsumsi 5 Makanan Ini!
- Pria Ini Bisa Alami Ereksi 100 Kali Sehari, Bahkan Saat Tidur dan Bangun Tidur!
- Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
- Bintang Porno Gay Terinfeksi Cacar Monyet, Begini Awal Gejalanya!
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!