Kamis, 18 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni : Minggu, 20 Oktober 2019 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Gagalnya program kehamilan istri Denny Cagur, Shanty tentu menjadi pelajaran bagi semua orang. Tak hanya wanita, tetapi juga pria yang turut memegang kendali dalam kehamilan.

Sebelumnya, program bayi tabung Shanty mengalami kegagalan akibat embrionya yang tak berkembang di usia kehamilan 7 minggu. Harapan Denny Cagur dan Shanty yang ingin memiliki seorang anak pun kembali terpatahkan.

Akibatnya, Shanty pun mesti menjalani proses kuret karena program bayi tabungnya yang gagal. Tetapi, apakah kegagalan program bayi tabung (IVF) ini berkaitan dengan kualitas sperma?

Perlu dipahami, pemupukan in-vitro (IVF) dengan injeksi sperma intra-sitoplasma (ICSi) merupakan proses di mana satu sperma disuntikkan ke dalam telur untuk membuahinya.

Melansir dari maleproduction.com, metode kehamilan ini telah menurunkan persyaratan jumlah sperma yang diperlukan untuk hamil. Hal itu mengingat jumlah sperma termasuk dalam masalah kehamilan sebagian orang.

Sayangnya, tingkat kehamilan dengan program IVF ini cuma 32 persen. Artinya, sebagian besar pasangan harus melalui beberapa siklus perawatan mahal untuk dapat mempunyai anak. Hal itu karena ada beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya IVF, antara lain:

IVF. [Shutterstock]

1. Usia wanita sudah tua atau lanjut

2. Kualitas telur yang buruk

3. Masalah implantasi embrio

4. Kelainan genetik pada embrio

5. Masalah kualitas embrio

Sejumlah dokter kandungan pun mengungkapkan salah satu faktor utama gagalnya program IVF karena orang kurang memerhatikan infertilitas pria, termasuk kualitas sperma.

Pasalnya, banyak orang mengira bahwa selama ada sperma yang bergerak ketika ejakulasi, maka itu cukup baik untuk program kehamilan IVF.

Kualitas sperma. [Shutterstock]

Padahal kualitas sperma termasuk yang sangat penting dalam melakukan program hamil bayi tabung atau IVF. Kalau pria mengalami kerusakan sperma hingga 30 persen lebih, ada kemungkinan wanita mengalami keguguran atau program hamil IVF gagal.

Sperma dengan tingkat kerusakan DNA yang tinggi tak berfungsi sebaik sperma dengan tingkat kerusakan normal dan rendah. Mereka sering bisa menjadi penyebab dari beberapa kasus, seperti:

1. Kegagalan pemupukan

2. Perkembangan embrio yang buruk

3. Gagal hamil

4. Keguguran atau kemungkinan peningkatan itu

BACA SELANJUTNYA

Mengenal Sindrom Turner, Kelainan yang Hanya Menyerang Perempuan