Sabtu, 27 April 2024
Rosiana Chozanah : Selasa, 14 Desember 2021 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Perusahaan biotek Amerika Serikat Moderna telah mengumumkan data uji klinis tahap awal vaksin flu berbasis messenger RNA, teknologi yang juga digunakan dalam vaksin Covid-19.

Hasilnya menunjukkan bahwa vaksin flu eksperimental ini aman dan berhasil membangun antibodi tingkat tinggi terhadap virus influenza. Uji klinis dilakukan pada 180 orang, baik pada orang dewasa muda maupun yang lansia.

Efek sampingnya juga ringan, seperti rasa sakit dan nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta kelelahan. Lebih sering ini terjadi pada usia dewasa muda daripada lansia.

Ilustrasi vaksin flu. (Sumber: Shutterstock)

Tahap uji coba berikutnya, yang melibatkan 500 orang, juga sudah dimulai bulan lalu. Tujuannya untuk memperkuat tingkat dosis yang tepat dan membandingkan vaksin flu Moderna dengan vaksin yang sudah berlisensi, yang dikembangkan menggunakan metode 'tradisional'. Hasilnya akan keluar tahun depan.

Menurut laporan dari Science Alert, mayoritas vaksin flu saat ini dibuat dari virus tidak aktif yang dibudidayakan dalam telur ayam.

Strain virus harus dipilih enam hingga 9 bulan sebelum vaksin dimaksudkan untuk digunakan, kemanjurannya sekitar 40 sampai 60 persen.

Moderna dan produsen vaksin lainnya, seperti Sanofi, berharap tekonologi mRNA dapat mempercepat pengembangan dan produksi vaksin, serta meningkatkan kemanjurannya.

Suntikan flu eksperimental Moderna adalah "quadrivalent", yang berarti menargetkan empat jenis flu, yakni A/H1N1, A/H3N2, B/Yamagata dan B/Victoria. Ini dipilih berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

BACA SELANJUTNYA

Bikin Susah Tidur, Vaksin Moderna Bisa Sebabkan 2 Efek Samping Ini!