Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - India membuat vaksin Covid-19 tanpa jarum pertama, yakni vaksin ZyCoV-D yang mendapatkan izin dari Drugs Controller General of India.
Saat ini, vaksin Covid-19 hanya diberikan kepada orang dewasa. Kini, Dr Sandeep Patil, Kepala Intensivis, Rumah Sakit Fortis, Kalyan mengatakan upaya pemberian vaksin Covid-19 akan diperluas ke remaja.
ZyCoV-D pun akan menjadi vaksin Covid-19 tanpa jarum yang akan diberikan menggunakan aplikator bebas jarum. ZyCoV-D adalah vaksin Covid-19 3 dosis, yang mana dosis kedua dan ketiganya bisa diberikan dalam jangka waktu 28 dan 56 hari setelah dosis pertama.
Vaksin ZyCoV-D (Zydus Cadila) akan menjadi upaya vaksinasi Covid-19 yang akan tersedia di 7 negara bagian terlebih dahulu.
Baca Juga
Vaksin ZyCoV-D juga kandidat vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkan pada platform DNA plasmid, yang diperkenalkan secara komersial di dunia.
Guna memahami tentang vaksin DNA-PLASMID, kita perlu memahami bahwa sebagian besar vaksin Covid-19 dibuat menggunakan bentuk agen infeksi yang dilemahkan atau dimatikan.
Dalam hal ini, sepotong DNA yang mengandung gen untuk antigen digunakan dalam vaksin Covid-19 untuk dimasukkan ke dalam tubuh.
DNA inilah yang akan membantu tubuh mempelajari cara merespons antigen. Jadi, tubuh bisa menghasilkan antibodi spesifik untuk memerangi virus corona ketika patogen menyerang.
Vaksin ZyCoV-D ini juga sekaligus vaksin Covid-19 pertama yang akan diujicobakan pada anak remaja usia 12-18 tahun. Vaksin Covid-19 ini telah dikembangkan bersama dalam kemitraan dengan Departemen Bioteknologi, yang menunjukkan tingkat kemanjuran 66,66 persen dalam uji klinis fase 3.
Bahkan vaksin Covid-19 ini juga akan tetap stabil tingkat kemanjurannya bila disimpan dalam suhu kamar selama 3 bulan, tidak seperti vaksin mRNA yang membutuhkan sistem penyimpanan ultra-dingin.
Dr Sandeep Patil, Kepala Intensivis, Rumah Sakit Fortis, Kalyan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 ini telah menunjukkan imunogenisitas, tolerabilitas, dan keamanan yang kuat.
Vaksin Covid-19 ini juga bekerja melawan varian Delta, karena uji coba telah dilakukan di lebih dari 50 situs klinis selama puncak gelombang kedua virus corona Covid-19.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!
-
Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!
-
Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19
-
Virus Corona Covid-19 Juga Berdampak Buruk Pada Kesehatan Tulang, ini 3 Efeknya!
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Kecuali Amerika dan Afrika, WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun Secara Global!
-
Ada Orang Belum Pernah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ahli Ungkap Penyebabnya!
-
Peneliti Temukan Infeksi Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Stroke Mata