Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Munculnya varian Omicron sempat dikhawatirkan bisa lebih menular dan kebal terhadap vaksin Covid-19. Tapi, ahli virologi Inggris, Profesor Lawrence Young mengatakan varian Omicron ini tidak semenyeramkan yang dibayangkan.
Lawrance Young justru mengatakan bahwa munculnya varian Omicron ini bisa membantu kita keluar dari situasi pandemi virus corona Covid-19 dengan menyaingi varian Delta yang dominan.
Tetapi, dorongan untuk suntik vaksin Covid-19 dan upaya mendistribusikan suntikan booster vaksin Covid-19 harus ditingkatkan guna mengatasi penyebaran varian Omicron.
Orang-orang yang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi varian Omicron atau mengalami gejala terkait varian baru virus corona terebut harus isolasi mandiri selama 10 hari.
Baca Juga
Di samping itu, penggunaan masker juga masih menjadi kewajiban yang harus ditepati, terutama ketika berada di tempat publik. Bahkan, semua orang harus mengenakan masker setiap waktu selama berada di dalam ruangan.
Karena laporan mengenai varian Omicron mengungkapkan bahwa varian baru virus corona ini lebih menular, tetapi hanya menyebabkan infeksi ringan.
Lawrance Young mengatakan varian Omicron mungkin bisa menyingkirkan varian Delta yang mendominasi. Pada akhirnya, varian Omicron ini juga akan membuat pandemi berangsur hilang.
Tapi, Lawrance mengingatkan para ahli masih membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mengetahui efek samping dan risiko varian Omicron ini kebal terhadap vaksin Covid-19.
"Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai tingkat kemanjuran vaksin Covid-19 untuk melawan varian Omicron, tapi sekarang kami juga sudah optimis bahwa varian ini tidak menurunkan kemanjuran vaksin," kata Menteri Kesehatan Israel, Nitzan Horowitz dikutip dari Express.
Nitzan Horowitz mengatakan ada indikasi awal bahwa orang yang sudah vaksinasi penuh dan mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19 akan tetap terlindungi dari varian Omicron tersebut.
"Jadi, vaksinasi tetap sesuatu hal yang sangat penting. Siapa pun yang terpapar varian Omicron dan belum vaksinasi akan menempatkan mereka pada risiko infeksi parah," katanya.
Laporan dari petugas medis yang merawat pasien di negara-negara Afrika selatan telah memberikan harapan bahwa penyebaran Omicron yang cepat mungkin tidak menyebabkan lonjakan penyakit parah.
Seorang pejabat kesehatan di Botswana mengatakan bahwa di antara 19 pasien, 16 pasien tidak mengalami gejala apapun dan sisanya mengalami gejala ringan.
Terkini
- Terpapar Asap Rokok saat Hamil Tingkatkan Risiko Stunting pada Anak
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
Berita Terkait
-
Peneliti Temukan Varian Omicron Berisiko Kecil Sebabkan Long Covid-19, Kok Bisa?
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Peneliti: Orang yang Terinfeksi Varian Omicron Berisiko Tertular Subvarian 2 Bulan
-
Kecuali Amerika dan Afrika, WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun Secara Global!
-
Vaksin Covid-19 Butuh Waktu untuk Bentuk Antibodi, Ahli: Jangan Suntik Mepet Mudik!
-
Orang Gangguan Jiwa dan Sudah Vaksin Covid-19 Tetap Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini Sebabnya!
-
Olahraga Setelah Vaksin Covid-19 Apakah Boleh? Begini Kata Ahli
-
Gejala Subvarian BA2 dari Varian Omicron, Waspadai 4 Masalah Gigi Ini!
-
Diduga Lebih Menular dari Varian Omicron, Ini Gejala Varian XE yang Harus Dikenali!
-
Peneliti: Tak Ada Hubungan antara Vaksin Covid-19 dan Bell's Palsy