Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Demensia salah satu masalah kesehatan kognitif yang umum terjadi pada orang lanjut usia. Kondisi ini ditandai dengan gangguan dua fungsi otak, yakni kehilangan memori dan penilaian.
Demensia adalah sekelompok kondisi yang mengganggu kemampuan kognitif seseorang untuk mengingat, berpikir dan membuat keputusan. Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko demensia, termasuk genetika, usia, pola makan dan gaya hidup.
Meskipun usia dan genetikan tidak bisa diubah, kita bisa mengontrol kebiasaan makan untuk mengurangi risiko kita menderita demensia di kemudian hari.
Faktanya, dilansir dari Times of India, masalah kognitif ini sama pentingnya masalah kesehatan mental. Jika seseorang sering mengonsumsi junk food dan makanan rendah nutrisi bisa memperburuk kecemasan, stres dan depresi.
Baca Juga
-
Udang Kaya Vitamin dan Mineral, Berikut Manfaat Mengonsumsinya
-
6 Tanda Wanita Subur Sehat dan Mudah Hamil, Apa Saja?
-
Ayu Ting Ting Panik Lihat Panjang Kaki Anaknya Berbeda, Kenali Penyebabnya!
-
Dokter Duga Ulkus Vagina Bisa Jadi Efek Samping Baru Vaksin Covid-19
-
Wanita Ini Alami Stroke Hingga Lumpuh Usai Suntik Vaksin Covid-19
-
Studi: Virus Corona Covid-19 Bisa Memicu Masalah Neurologis
Demikian pula, kebiasaan makan yang tidak sehat juga bisa meningkatkan risiko demensia. Beberapa penelitian menemukan karbohidrat olahan merupakan salah satu makanan terburuk yang bisa menyebabkan demensia.
Karbohidrat olahan dianggap membahayakan kesehatan karena meningkatkan kadar glukosa dalam tubuh. Karbohidrat yang kita makan diproses menjadi gula oleh sistem pencernaan dan ditransfer ke aliran darah.
Karbohidrat yang diproses menjadi gula ini kemudian akan memasuki sel dengan bantuan insulin untuk menghasilkan energi. Kini, semua karbohidrat yang kita makan diproses pada kecepatan yang berbeda dan karbohidrat olahan diubah menjadi glukosa lebih cepat daripada jenis karbohidrat lainnya.
Karena itu, karbohidrat olahan bisa meningkatkan kadar gula darah pada tingkat yang lebih cepat dan menyebabkan fluktuasi drastis di dalamnya. Studi menunjukkan bahwa fluktuasi kadar gula darah bisa meningkatkan risiko demensia dan diabetes tipe 2 dari waktu ke waktu.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine juga sudah menemukan dampak glukosa pada kesehatan mental. Penelitian itu menyatakan bahwa risiko demensia meningkat pada orang dengan kadar glukosa yang lebih tinggi.
Hal ini sangat umum terjadi pada mereka dengan diabetes atau tanpa diabetes. Sebuah penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa riwayat diabetes bisa meningkatkan risiko demensia.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
-
5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
-
Harga Beras sedang Tinggi, Yuk Coba Sorgum sebagai Alternatif Karbohidrat
-
Perut Anda Terasa Kembung? Mungkin Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Ini
-
Biar Tubuh Tidak Lesu dan Mudah Capek, Konsumsi 5 Makanan Ini
-
Makanan Pedas Ternyata Punya 3 Manfaat Ini, Apa Saja?
-
Sedang Musim, Yuk Tangkal Flu dengan 5 Makanan Ini
-
5 Makanan Penyebab Perut Kembung, Wajib Diketahui Penderita Asam Lambung
-
Selain Bayam, Ini 6 Makanan yang Mengandung Vitamin K
-
4 Tips Mengatasi Keracunan Makanan, Lakukan sebagai Pertolongan Pertama