Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Rasa cemas merupakan hal normal yang biasa dialami banyak orang. Namun mungkin ada yang belum tahu bahwa rasa cemas dan gangguan kecemasan adalah dua hal yang berbeda.
Untuk memahami perbedaannya, Kepala Departemen Kesehatan Mental Fortis Healthcare, Kamna Chhibber mengatakan bahwa perasaan cemas yang dirasakan seseorang pada dasarnya normal dan terjadi pada setiap individu.
Dilansir dari Healthshots, Ia menyebutkan bagaimana rasa cemas memiliki nilai evolusinya sendiri, bahkan ketika seseorang sedang merasakan situasi yang penuh tekanan. Mulai dari deadline, cemas saat menghadapi meeting, atau presentasi misalnya.
Berbeda dari rasa cemas biasa, gangguan kecemasan terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang tidak mendukung. Sisi lain, ada faktor yang mendukung terjadinya gangguan kecemasan, mulai dari fisiologis dan pikiran yang berhubungan dengan individu. Salah satunya yakni persepsi, asosiasi yang salah, irasional, dan pikiran yang tidak logis.
Baca Juga
“Kecemasan jauh dan lebih dari sekadar perasaan khawatir, dalam skenario terjadi seperti itu,” ungkap Chibber.
Kamna Chibber mulai menyorot bagaimana gangguan kecemasan dapat menghentikan beberapa fungsi di kehidupan sehari-hari. Mulai dari hubungan, pekerjaan, hingga pekerjaan rumah tangga.
Apa saja gejala gangguan kecemasan?
Chibber menunjukkan ada beberapa gangguan kecemasan yang dibagi menjadi dua kategori. Berikut gejalanya:
- Pikiran dan mental: gejala ini terjadi ketika seseorang mengalami overthinking, merenung terus-menerus, merasa khawatir, punya pikiran ke arah yang berbeda, kecemasan, dan mudah marah.
- Fisiologis dan jasmani: seseorang yang mengalami gangguan kecemasan dapat merasakan jantung yang berdebar-debar, berkeringat di telapak tangan, tungkai, dan kaki. Lalu merasakan mual, takut, gelisah, kurang fokus serta kurangnya konsentrasi.
Apakah gangguan kecemasan dapat memengaruhi kualitas tidur? Walau Chibber mengatakan tidak ada pengaruhnya, akan tetapi perasaan khawatir dan cemas yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang sulit tidur.
“Dan ini membuat Anda terjaga hingga larut malam. Tentunya, dampak buruk tidur ini dikaitkan dengan adanya depresi,” pungkas Chibber.
(Suara.com/Aflaha Rizal Bahtiar)
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
-
Akibat Sering Ditanya Kapan Menikah, Gadis 27 Tahun Ini Derita Kecemasan
-
Jangan Ditekan, Pemikiran Cemas Justru Bisa Dijadikan Motivasi lho!
-
Tidak Hanya Fisik, Covid-19 Ringan Juga Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental
-
Kenali Efek Samping Obat Tidur Seperti yang Diminum Taemin SHINee
-
3 Pemicu Stres Paling Umum, Apa Saja?
-
Bahaya untuk Mental, Ini 5 Dampak Anak Dibesarkan Orangtua Toksik
-
Anda Termasuk Orang yang Mudah Cemas? Psikolog Ungkap Alasannya
-
Kecemasan Tak Hanya Serang Mental, 8 Bagian Tubuh Ini Bisa Kena Imbasnya
-
Alami Gangguan Kecemasan, Coba Kurangi 5 Asupan Ini