Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Kebanyakan orang seringkali mengabaikan berbagai perubahan kecil pada tubuhnya. Padahal, perubahan kecil pada tubuh bisa menandakan risiko kematian dini.
Para peneliti percaya bahwa ada tanda-tanda peringatan yang muncul 10 tahun sebelum kematian.
Bahkan, perubahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari bisa menggambarkan risiko kematian dini tersebut, seperti berjalan kaki, berbelanjang hingga cara berpakaian.
Temuan dari British Medical Journal, para ahli mengatakan bahwa penurunan fungsi motorik fisik pada orang di atas usia 65 tahun berkaitan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
Baca Juga
-
CDC Laporkan Kasus Infeksi Bakteri Langka Meliodosis, Kenali Gejalanya!
-
Sempat Heboh, Kenali Terapi Covid-19 aaPRP Diciptakan Dokter Indonesia
-
Kontrol Kolesterol, Yuk Hindari Kebiasaan Buruk Berikut
-
Jam Kerja Lebih dari 55 Jam Per Minggu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Ahli: Vaksin Flu Turunkan Risiko Stroke Akibat Virus Corona Covid-19
-
PHE: Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Lawan Varian Virus Corona Kolombia
Dilansir dari Mirror UK, kesulitan melakukan gerakan seperti bangun dari kursi, kecepatan jalan yang menurun, menurunkan kekuatan pegangan bisa membantu mendeteksi risiko kematian dini.
Jika tanda-tanda risiko kematian dini itu terdeteksi, maka masih ada peluang untuk melakukan tindakan pencegahan dan intervensi untuk mengatasinya.
Temuan ini didasarkan pada penelitian terhadap lebih dari 6 ribu peserta usia antara 33 hingga 55 tahun selama tahun 1985 hingga 1988. Pada tahun 2007 hingga 2016, para peserta yang masih sama menjalani penilaian fisik sampai 3 kali.
Penilaian fisik itu termasuk pengukuran kecepatan berjalan, waktu yang dibutuhkan untuk bangun dari kursi, kekuatan genggaman tangan, cara berpakaian, cara menggunakan toilet, memasak, dan berbelanja.
Hasilnya, mereka pun menemukan penurunan tingkat fungsi motorik fisik sangat berkaitan dengan peningkatan risiko kematian dini.
Laporan penelitian itu juga memberi tahu beberapa peserta yang meninggal dunia mengalami penurunan fungsi motorik sejak 10 tahun sebelumnya, seperti kesulitan bangun dari kursi atau tempat tidur.
"Setelah memperhitungkan faktir-faktor lainnya yang berpotensi berpengaruh, para peneliti menemukan bahwa fungsi motorik yang lebih buruk berkaitan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 22 persen untuk kecepatan berjalan, 15 persen untuk kekuatan cengkeraman, dan 14 persen untuk kursi yang diatur waktunya serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari 30 persen," jelasnya.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Gigi Berlubang Tak Boleh Disepelekan, Dokter Ingatkan Hal Ini
-
Duduk Lebih dari 8 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Sakit Jantung, Ayo Perbanyak Gerak
-
Pernah Lihat Orang Meninggal dalam Posisi Tidur? Ini Kata Dokter!
-
Angka Kematian Covid-19 Terendah di Dunia, Begini 5 Strategi Jepang Mengatasinya
-
Awalnya Cuman Kram Ibu Jari, Wanita Ini Idap Penyakit Serius
-
Jangan Pernah Memencet Jerawat di Area 'Triangle of Death', Ini Dampaknya!
-
Ternyata Begini Proses Berhentinya Otak Ketika Seseorang Meninggal Dunia
-
Terpantau Angka Kematian Rendah, Pertanda Varian Omicron Jinak?
-
Kaitan Risiko Penyakit Jantung dan Lemak Jenuh Bergantung Sumber Makanannya
-
Obat Covid-19 Pfizer Ampuh Melawan Infeksi Virus Corona hingga 89%