Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang nenek mengalami memar dan gusi berdarah setelah beberapa hari suntik vaksin AstraZeneca dosis pertama Pihak keluarga pun menduga bahwa itu disebabkan oleh vaksin AstraZeneca.
Lansia bernama Maureen DeBoick, dari Australia Barat itu, telah diterbangkan ke Rumah Sakit Fiona Stanley di Perth dua Minggu lalu setelah gejalanya semakin berkembang dan mengganggu aktivitasnya.
Awalnya, gejala yang dialami oleh nenek 80 tahun ini hanya sebuah titik besar muncul di lidah. Tapi, titik itu tiba-tiba berkembang luas ke seluruh tubuh dalam semalam.
"Titik di lidah itu berkembang sangat cepat ke bagian dalam gusinya berdarah. Saat ia menyentuh tubuhnya bagian mana pun, tubuhnya langsung memar hitam yang membesar," kata anak perempuannya, Trudy dikutip dari The Sun.
Baca Juga
Trudy juga menunjukkan foto ibunya yang mengalami memar gelap dan besar di sekuru tubuhnya. Trudy mengatakan bahwa memar itu semakin memburuk dari kondisi sebelumnya.
Trudy juga mengatakan kalau foto ibunya mengalami memar di sekujur tubuh ini diambil setelah beberapa hari ibunya suntikan dosis pertama vaksin AstraZeneca. Keluarga pun khawatir kondisi ibunya disebabkan oleh vaksin AstraZeneca, meskipun para ahli mengatakan risikonya kecil.
Sejak itu, Maureen pun harus menjalani dua kali transfuse darah dan biopsy sumsum tulang belakang untuk mengidentifikasi kondisi yang dialaminya. Dokter pun berharap Maureen bisa sembuh total dan menyarankan rawat inap di rumah sakit untuk sementara waktu.
Kini, Departemen Kesehatan di Australia Barat sedang menyelidiki kasus yang dialami oleh Maureen. Sementara itu, jadwal suntik vaksin AstraZeneca dosis kedua Maureen sedang ditunda.
Belakangan, vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson sangat menimbulkan kekhawatiran karena berkaitan dengan ratusan kasus pembekuan darah dan kondisi fatal lainnya. Tapi, para ahli berusaha meyakinkan bahwa risiko itu sangat kecil dan vaksin Covid-19 tetap memberikan manfaat lebih banyak bagi orang-orang.
Meski demikian, beberapa negara tetap berpendirian teguh untuk menghentikan suntikan vaksin AstraZeneca, seperti Denmark. Tapi, Prof Paul Hunter dari University of East Anglia, mengatakan menolak vaksin AstraZeneca dan memilih menunda sampai tersedia vaksin Covid-19 yang aman hanya akan meningkatkan risiko kematian akibat virus corona Covid-19.
"Negara-negara yang menunda program vaksinasi ketika tingkat penularan sangat tinggi dan menolak memakai vaksin AstraZeneca harus tahu bahwa keputusannya akan berkontribusi pada meningkatnya jumlah kematian akibat virus corona," jelas Paul Hunter.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Temuan Baru, Vaksin AstraZeneca Bisa Picu Efek Samping Mielitis Transversa
-
Ahli Ungkap Tingkat Efektivitas Vaksin AstraZeneca untuk Varian Omicron
-
Peneliti: Campuran 2 Jenis Vaksin Covid-19 Picu Efek Samping Lebih Banyak
-
Mirip Vaksin AstraZeneca, Kenali 4 Efek Samping Vaksin Covishield!
-
Thailand Gabungkan Vaksin Sinovac dan Astrazena untuk Tingkatkan Kekebalan
-
Campuran Vaksin Pfizer dan AstraZeneca Beri Antibodi 6 Kali Lebih Tinggi
-
Usai Suntik Vaksin AstraZeneca, Pria Paruh Baya ini Alami Kelumpuhan!
-
Gabungan Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Bisa Beri Kekebalan Lebih Tinggi
-
Usai Suntik Vaksin AstraZeneca, 4 Orang Alami Sindrom Guillain-Barre
-
Australia Batasi Vaksin AstraZeneca Hanya untuk Lansia Usia 60 Tahun Lebih