Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Temuan baru dari sebuah penelitian menemukan vaksin Oxford AstraZeneca kurang efektif melawan varian baru virus corona Covid-19 dari Brasil.
Data awal dari studi Universitas Oxford menemukan bahwa vaksin Covid-19 tidak perlu dimodifikasi untuk melindungi diri dari varian baru virus corona.
Tapi dilansir dari The Sun, temuan baru ini menunjukkan vahwa vaksin Covid-19 tidak hanya efektif melawan varian baru virus corona P1, yang berasa dari kota Manaus, Brasil.
Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 tidak memberikan tingkat efektivitas yang pasti dalam melawan varian baru virus corona. Tapi, peneliti yang melakukan studi ini tidak mau disebutkan namanya karena hasilnya belum dipublikasi.
Baca Juga
Mereka mengatakan hasil lengkap dari studi mereka terhadap vaksin Covid-19 untuk varian baru virus corona akan dirilis akhir bulan Maret 2021 ini.
Fiocruz, yang mengirimkan sampel untuk penelitian, mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki informasi apapun mengenai penelitian tersebut.
Sementara itu, perusahaan yang memproduksi vaksin Oxford AstraZeneca belum mengomentari temuan baru yang meragukan efektivitas produknya melawan varian baru virus corona.
Varian baru virus corona Brasil
Varian baru virus corona Brasil (PI) membawa 3 mutasi kunci yang memengaruhi protein spike. Protein lonjakan dalah bagian dari virus corona Covid-19, yang menempel pada sel manusia dan memungkinkan virus untuk menginfeksi tubuh.
Hal itu adalah bagian dari virus yang dirancang untuk ditargetkan oleh vaksin Covid-19. Karena itulah, para ilmuwan percaya vaksin Covid-19 kurang efektif melawan varian baru virus corona Brasil dan Afrika Selatan, meskipun masih bisa bekerja.
Para ahli pertama kali mendeteksi varian P.1 di Manaus, Brasil utara, pada bulan Desember 2020. Varian ini belum diketahui pasti bisa menyebabkan kondisi lebih parah atau tidak, tetapi ada bukti bahwa mutasi ini lebih menular.
Ilmuwan Porton Down sedang melakukan lebih banyak analisis untuk mengonfirmasi bukti yang menunjukkan bahwa strain tersebut tidak menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin atau perawatan.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!
-
Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!
-
Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19
-
Virus Corona Covid-19 Juga Berdampak Buruk Pada Kesehatan Tulang, ini 3 Efeknya!
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Kecuali Amerika dan Afrika, WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun Secara Global!
-
Ada Orang Belum Pernah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ahli Ungkap Penyebabnya!
-
Peneliti Temukan Infeksi Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Stroke Mata