Kamis, 25 April 2024
Yasinta Rahmawati : Sabtu, 06 Maret 2021 | 08:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Sit.himedik.com - Susu sapi merupakan sumber kalsium paling populer di dunia. Namun tahukah Anda, bahwa tidak semua sapi menghasilkan jenis susu yang sama?

Beberapa tahun belakangan, susu sapi jenis baru telah muncul meramaikan pasaran. Produk ini, yang disebut susu A2, telah menarik perhatian konsumen dan ilmuwan.

Keith Woodford, Profesor Kehormatan Sistem Agri-Food dari Lincoln University, Selandia Baru, menyatakan bahwa awalnya semua sapi merupakan ‘tipe A2’.

Istilah ‘A2’ mengacu pada karakteristik beta-kasein dalam susu. Beta-kasein ini adalah jenis protein penting yang terdapat dalam semua susu mamalia.

Namun adanya mutasi genetika sapi, membuat munculnya sapi A1 yang menghasilkan susu sapi yang mengandung beta-kasein A1 dan susu sapi A2 yang mengandung beta-kasein A2. Mayoritas sapi di Eropa menghasilkan tipe A1, sedangkan sapi di wilayah Asia dan Afrika adalah A2.

Webinar "A2 Cow Milk is a Dairy Revolution: The Health Reasons Why It Is Important”

Perbedaan A1 dan A2

Untuk membuat keputusan sehat, penting untuk memahami perbedaan antara kedua jenis susu tersebut. Susu A1 merupakan susu yang paling banyak tersedia dan paling banyak dikonsumsi saat ini.

Meskipun kedua jenis susu A1 dan A2 berasal dari sumber yang sama yaitu sapi, terdapat perbedaan yang cukup besar dalam komposisi kimianya.

Terdapat perbedaan rasio laktosa (komponen karbohidrat) dan asam lemak (komponen lemak) pada kedua susu. Namun, komponen protein dalam susu lah yang membedakan keduanya dalam hal kualitas di mana berpengaruh besar pada bagaimana protein dicerna.

A1 dicerna secara berbeda dibandingkan dengan A2. Sebab beta-kasein A1 melepaskan fragmen yang disebut sebagai beta-casomorphin-7 (BCM-7), sedangkan susu sapi A2 tidak. Fragmen BCM-7 inilah yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan pada tubuh, salah satunya masalah pencernaan.

Efek Jangka Panjang

Banyak orang beranggapan bahwa jika ada keluhan terkait masalah pencernaan usai minum susu sapi, merupakan reaksi intoleransi laktosa. Padahal, kondisi itu mungkin saja intoleransi terhadap beta-kasein A1, khususnya pada BCM-7 yang ia hasilkan.

" Tapi kita juga tahu bahwa BCM7 dari susu A1 bersifat inflamasi dan dapat menyebabkan reaksi sitokin dan mengurangi efisiensi paru-paru, ditambah banyak efek lainnya," ungkap Prof. Keith dalam webinar A2 Cow Milk is a Dairy Revolution: The Health Reasons Why It Is Important, Sabtu (27/02/2021).

Webinar "A2 Cow Milk is a Dairy Revolution: The Health Reasons Why It Is Important”

Ketika tubuh mencoba memecah kasein dalam susu A1, komponen kimia yang disebut BCM-7 akan dilepaskan, yang menyebabkan efek mirip morfin pada sistem saraf pusat.

Apabila BCM-7 masuk ke dalam sistem peredaran darah, BCM-7 kemudian akan mengalir dan menempel ke organ tubuh yang memiliki reseptor mu-opioid yang berakumulasi dalam jangka panjang. Tentunya, hal ini memiliki efek negatif untuk kesehatan.

Organ yang dapat terpengaruh termasuk jantung, paru-paru, pankreas, ginjal, dan otak. Sehingga, tidak menutup kemungkinan bahwa konsumsi susu sapi A1 akan berefek jangka panjang pada penyakit jantung, diabetes tipe 1, dan autoimun.

BACA SELANJUTNYA

Minum Susu Sapi Bisa Cegah Virus Corona Covid-19, Benarkah?