Selasa, 16 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Jum'at, 05 Maret 2021 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sejak awal, pandemi virus corona Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran. Tetapi, munculnya varian baru virus corona semakin meningkatkan kecemasan, terlebih ancaman efek jangka panjangnya.

Studi baru pun menemukan bahwa beberapa gejala virus corona Covid-19 bisa bertahan sembilan bulan. Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA pun berusaha mencari tahu gejala virus corona yang akan tetap bertahan pada 234 peserta.

Para peneliti memeriksa ratusan peserta antara Agustus hingga November 2020. Para peserta diminta untuk mengisi satu kuesioner antara 3 hingga 9 bulan terakhir penyakit atau gejala yang terdeteksi.

Tapi dilansir dari Times of India, ada 57 peserta yang menghilang selama proses penelitian atau tindak lanjut tanpa diketahui penyebabnya.

Studi tersebut menemukan bahwa virus corona bisa menyebabkan gejala atau komplikasi medis yang berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah sembuh.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Beberapa gejala jangka panjang yang paling umum adalah kelelahan, hilangnya indra penciuman dan pengecap, kabut otak serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

1. Kelelahan

Kelelahan ekstrim salah satu gejala virus corona yang paling umum. Kelelahan telah terdiagnosis hampir dialami semua pasien virus corona, baik orang yang menderita komplikasi awal atau sedang berjuang melawan virus corona.

Sesuai studi JAMA baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa 24 dari 177 pasien dalam studi tersebut menderita kelelahan yang berkepanjangan.

2. Hilangnya indra penciuman dan pengecap

Dalam penelitian, 24 pasien lainnya mengeluh kehilangan indra penciuman dan perasa setelah sembuh. Banyak pasien melaporkan ketidakmampuan untuk mencium atau merasakan apapun.

Menurut para ilmuwan, ini bisa jadi karena kerusakan yang disebabkan oleh virus pada indera penciuman.

3. Kabut otak

Sebanyak 23 pasien mengaku memiliki gejala kabut otak dan berjuang melewatinya. Sebelumnya, penderita virus corona yang mengalami kabut otak menjelaskan sulitnya mengartikulasikan pikiran dan ekspresi seseorang.

Menurutnya, mereka harus berpikir lebih keras tentang apa yang ingin mereka katakan atau sampaikan. Beberapa juga mengeluh kesulitan berbicara atau berbicara dengan lancar.

4. Kesulitan aktivitas sehari-hari

Karena gejala COVID yang terus-menerus tertinggal dan komplikasi medis lainnya, seseorang menjadi kesulitan aktivitas sehari-hari. Sebanyak 14 pasien mengeluh masalah ini setelah sembuh.

 

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut