Selasa, 30 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Rabu, 24 Februari 2021 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sebuah studi baru oleh ahli epidemiologi dan demografi dari WorldPop di Universitas Southampton, Inggris, menunjukkan kombinasi vaksinasi massal dan aturan menjaga jarak yang ketat dapat mencegah kenaikan kasus Covid-19 berulang tanpa perlu adanya isolasi di rumah.

Berkolaborasi dengan The Chinese University of Hong Kong, penelitian ini menggunakan data geolokasi ponsel dengan data kasus epidemiologi dan virus corona dari China.

Tujuannya adalah memodelkan potensi dampak vaksinasi dan jarak fisik terhadap penularan virus dalam suatu wilayah.

Peneliti juga memperkirakan efek dari kombinasi pendekatan berbeda pada kota dengan kepadatan rendah, sedang, serta tinggi di negara tersebut.

Menurut peneliti, dilansir Medical Xpress, dampak jarak fisik dalam menahan kenaikan kasus Covid-19 di masa depan bergantung pada intensitas tindakan, kepadatan populasi, dan ketersediaan vaksin.

Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac yang akan disuntikan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Duren Sawit, Jakarta, (14/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Mereka juga memperkirakan penerapan gabungan strategi ini di sebagian besar kota akan cukup menahan kenaikan penyebaran virus corona tanpa perlu membatasi mobilitas penduduk.

Menahan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai mempertahankan tingkat tranmisi yang rendah, atau 'R' di bawah satu.

Kota-kota dengan populasi kepadatan sedang dan tinggi akan membutuhkan strategi ini hingga terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity di masyarakat.

Sedangkan untuk kota dengan kepadatan rendah, vaksinasi massal dapat sepenuhnya menahan penularan tanpa perlu jarak fisik.

"Penelitian kami menyediakan kerangka kerja dan serangkaian solusi yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dan otoritas kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi pendekatan yang tepat dalam menjaga wabah Covid-19 tetap terkendali," kata penulis studi dan ahli epidemiologi, Shengjie Lai.

Ia menambahkan, meski penlietiannya didasarkan pada data dari China, metode dan temuannya berlaku untuk kota-kota di seluruh dunia dengan tingkat kepadatan penduduk dan pola kontak sosial serupa.

BACA SELANJUTNYA

Pemerintah Korea Selatan akan Memberlakukan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Bulan Ini