Sabtu, 27 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Kamis, 18 Februari 2021 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Para ilmuwan khawatir bahwa varian virus corona Inggris dan California telah bergabung dan membentuk mutasi baru lagi.

Sebelumnya, para ilmuwan menemukan hal baru dalam sampel virus Amerika Serikat yang telah memicu kekhawatiran bahwa pandemi virus corona Covid-19 bisa memasuki babak baru.

Para ilmuwan menemukan adanya rekombinasi virus corona Covid-19 di Laboratorium Nasional Los Alamos California. Meskipun, mereka belum tahu seberapa besar ancaman yang ditimbulkan dari rekombinasi virus corona tersebut.

Tapi, rekombinasi virus corona Covid-19 ini akan menjadi yang pertama kali terdeteksi selama pandemi. Bette Korber, seorang ahli biologi komputasi di laboratorium tersebut mengatakan, bahwa pertemuan yang diadakan oleh Akademi Sains New York telah melihat bukti yang cukup jelas.

Rekombinasi virus ini membatasi mutasi virus corona dari Inggris yang dikenal sebagai B.1.1.7 dan mutasi virus corona dari California yang dikenal sebagai B.1.429 yang resisten terhadap antibodi.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

"Temuan semacam ini memungkinkan virus untuk bergabung dengan virus yang lebih menular dan virus yang lebih resisten," jelas Bette Korber dikutip dari The Sun.

Rekombinasi virus corona ini bisa menyatukan mutasi yang berbeda. Bahkan rekombinasi virus ini bisa menyebabkan varian baru virus corona yang lebih berbahaya, meskipun belum jelas seberapa besar bahayanya.

Kemunculan varian baru virus corona Covid-19 baru-aru ini mengartikan bahwa beberapa orang bisa terinfeksi dua jenis virus corona yang berbeda.

Sergei Pond, seorang profesor biologi dari Temple University, Pennsylvania menduga bahwa dunia mungkin akan mencapai titik puncak pandemi lagi yang cukup besar akibat rekombinasi virus corona ini.

Ia menegaskan bahwa tingkat bahaya rekombinasi virus ini memang belum jelas, tapi dua jenis virus corona yang bergabung tetap berpotensi bahaya.

Dr Lucy van Dorp, dari Genetics Instiute di University College London, mengaku belum mendengar tentang rekombinasi virus corona. Tapi, ia juga tidak terlalu terkejut jika ditemukan rekombinasi virus corona tersebut.

Dr Marcus Blagrove, seorang ahli virologi dari Universitas Liverpool, Inggris, yang terlibat dalam studi penggunaan Artificial Intelligence (AI), mengatakan virus corona yang akan datang mungkin hasil dari rekombinasi virus tersebut.

"Jadi dua virus menginfeksi sel yang sama, kemudian bergabung dan membentuk varian baru lagi yang disebut rekombinasi virus," jelasnya.

Sebelumnya, varian baru virus corona Covid-19 Kent menjadi paling dominan di beberapa bagian di Inggris. Bahkan varian baru virus corona Inggris ini dinilai 70 persen lebih menular daripada varian aslinya.

 

BACA SELANJUTNYA

Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!