Kamis, 02 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Minggu, 03 Januari 2021 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Menurut Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, George Gao Fu, orang-orang perlu berhati-hati dalam mendapatkan vaksin yang dibuat dengan terknologi baru messenger RNA (mRNA), seperti Pfizer dan Moderna.

Gao Fu juga mengatakan bahwa vaksin mRNA yang untuk pertama kalinya diberikan kepada orang-orang sehat memiliki risiko.

"Negara Barat mengadopsi teknologi mRNA, yang (dulunya) dikembangkan untuk pasien kanker. Saya tidak tahu apakah itu akan memiliki efek samping di masa depan, tapi risikonya tidak dapat diabaikan," kata Gao Fu, dilansir South China Morning Post.

Menurutnya, tenaga medis profesional harus memiliki sikap ilmiah dan menganalisis hasilnya dalam masalah keamanan saat vaksin mRNA diberikan kepada orang sehat untuk pertama kalinya.

Teknologi mRNA merupakan cara 'menipu' tubuh untuk membuat protein virus itu sendiri (dalam kasus ini virus corona) yang pada akhirnya akan memicu respons kekebalan.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

Sudah ada uji coba vaksin kanker mRNA pada manusia sejak 2011, tetapi baru sekarang teknologinya disetujui untuk penggunaan umum.

Profesor imunologi di Université Libre de Bruxelles di Belgia, Michel Goldman, mengatakan masalah keamanan yang akan memengaruhi vaksin kebanyakan muncul dalam dua bulan.

Goldman menambahkan setelah vaksin diberikan kepada jutaan orang, efek samping tidak terduga dan sangat langka dapat terjadi.

Karenanya, peneliti dan regulator obat harus mengawasi bagaimana peluncuran vaksin berjalan.

BACA SELANJUTNYA

Gejala Varian Omicron, Ini Perbedaannya Pada Orang yang Vaksinasi dan Tidak!