Selasa, 30 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Jum'at, 25 Desember 2020 | 11:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Ahli biologi di Universitas Arizona, Michael Worobey, mengkhawatirkan mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris akan memengaruhi vaksin Covid-19 yang sudah beredar di beberapa negara.

Hal ini juga diiyakan oleh profesor di divisi vaksin dan penyakit menular Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson, Trevor Bedford.

Seperti Worobey, Bedford juga mengawasi varian SARS-CoV-2 baru dari Inggris.

Melansir CNN, Bedford mengatakan dia tidak percaya vaksin tidak berhasil melawan strain virus baru. Tetapi menurutnya ada kemungkinan virus dapat menurunkan keefektifannya.

"Virus mungkin menurunkan kemanjuran vaksin dari 95% menjadi 80% atau 85%. Itu akan menjadi dampak kecil, bukan dramatis," tutur Bedford.

Penampakan SARS-CoV-2 di saluran pernapasan (New England Journal of Medicine)

Namun, pejabat kesehatan mengatakan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa vaksin tidak akan berhasil melawan varian virus corona baru.

"(Tidak ada) bukti yang menunjukkannya, atau alasan untuk percaya, bahwa virus akan menghindari vaksin yang kita miliki saat ini," ujar Asisten Sekeretaris Laksamana Kesehatan, Brett Giroir.

Menurutnya, jenis virus corona baru tidak mungkin lolos dari kekebalan yang terbentuk setelah vaksinasi.

Tapi, beberapa ilmuwan percaya bahwa mutasi ini tidak seperti mutasi virus corona yang lain, yang sudah lebih dulu muncul.

"Kita seharusnya tidak langsung mengambil kesimpulan (seperti yang telah dilakukan banyak orang) bahwa ini bukan masalah," ujar profesor di Departemen Imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Andersen, Kristian Andersen.

Penampakan SARS-CoV-2 di saluran pernapasan (New England Journal of Medicine)

Meski sekarang belum tahu banyak tentang mutasi virus corona baru tersebut, ia menekankan ilmuwan harus melakukan penelitian untuk mencari tahu.

Untungnya, vaksin Pfizer dan Moderna sedang menguji vaksin mereka untuk melihat apakah dapat bekerja melawan varian virus baru.

CEO BioNTech, Ugur Sahin, yang bekerja sama dengan Pfizer dalam mengembangkan vaksin Covid-19, merasa SARS-CoV-2 VUI 202012/01 tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi jika ada, vaksin dapat diperbarui.

BACA SELANJUTNYA

Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!