Jum'at, 19 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Minggu, 15 November 2020 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Saat musim hujan seperti ini, membuat cuaca dingin, tidak sedikit orang yang jatuh sakit. Udara pun menjadi lebih dingin daripada bulan-bulan sebelumnya.

Sebenarnya, bukan cuaca dingin lah yang membuat orang sakit, namun cara kuman dan manusia bertindak di musim inilah yang menyebabkan flu berkembang.

Masing-masing virus memang memiliki sifat yang berbeda. Tetapi, secara umum, virus merupakan organisme yang dapat bertahan lama pada suhu beku.

"Faktanya, banyak virus tumbuh subur di udara dingin. Influenza (flu) dan rhinovirus (penyebab pilek) adalah dua yang berkembang di cuaca dingin," jelas Edward Bilsky, Ph.D., Provost dan Kepala Bagian Akademik di Pacific Northwest University of Health Sciences.

Mendukung pernyataan ini, studi pada 2016 yang terbit di jurnal Virus menemukan penurunan suhu dan kelembapan menyebabkan risiko terinfeksi rhinovirus lebih besar.

Ilustrasi virus covid 19. (Shutterstock)

Udara dingin membuat virus lebih mudah menyebar

Dilansir Insider, virus sebenarnya terlindungi udara dingin.

National Institutes of Health (NIH) AS menjelaskan suhu dingin memungkinkan lapisan luar virus, selubungnya, mengeras menjadi 'gel kenyal'.

Ini melindungi virus, memungkinkannya untuk menularkan, atau menyebar dengan lebih baik.

"Udara yang kering juga memungkinkan virus untuk tetap di udara lebih lama dan meningkatkan kemungkinan orang lain mengirupnya," sambung Bilsky.

Di udara kering, tetesan tetap lebih kecil dan ringan, memungkinkan mereka menyebar lebih jauh.

Namun, dalam kondisi yang lebih lembab, tetesan bisa menjadi lebih besar dan lebih berat, membuatnya lebih cepat jatuh ke tanah.

BACA SELANJUTNYA

Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!