Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Salah satu dari 11 vaksin potensial dari China dinyatakan aman bahkan memicu respons kekebalan dalam kombinasi tes tahap awal dan menengah pada manusia.
Melansir dari Independent, kandidat vaksin Covid-19 yang dikenal dengan BBIBP-Corv sedang dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing, bekerja sama dengan Grup Farmasi Nasional China yang dikelola negara. Laporan mereka yang diterbitkan di The Lancet menunjukkan bahwa vaksin secara keseluruhan disebut aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh manusia.
Uji coba BBIBP-Corv pada manusia dimulai pada awal Juni setelah vaksin menunjukkan hasil yang kuat pada monyet dan memicu antibodi tanpa menimbulkan komplikasi.
Dalam dua tahap pertama uji coba, vaksin tidak menimbulkan efek samping yang parah. Menurut studi tersebut kebanyakan relawan hanya mengalami efek samping ringan hingga sedangseperti demam dan nyeri di bagian yang disuntik vaksin.
Baca Juga
-
Makan Sambil Berdiri atau Berbaring, Boleh Tidak Ya?
-
Gejala Baru Pasien Covid-19, Bisa Tidur hingga 20 Jam!
-
Valentino Rossi Positif Covid-19, Apakah Atlet Lebih Rentan?
-
Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula, Ini 5 Hal yang Bisa Terjadi pada Tubuh
-
Terlalu Sering Buang Air Kecil? Coba Atasi dengan Kurangi Makanan Ini
-
Rambut Rontok Termasuk Gejala Long Covid-19, Ini Daftarnya!
Hasil tersebut berasal dari uji tahap I dan tahap II vaksin yang dilakukan antara 29 April hingga 30 Juli. Pengujian dilakukan pada 600 peserta sehat berusia 18 hingga 80 tahun.
Dalam penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat antibodi pada peserta yang berusia di atas 60 tahun ke atas lebih rendah dan terkadang membutuhkan waktu hingga 42 hari untuk meningkat secara signifikan. Peserta yang lebih muda membutuhkan waktu rata-rata 28 hari untuk menghasilkan respons antibodi.
BBIBP-CorV sendiri merupakan salah satu dari setidaknya 10 proyek vaksin virus corona secara global yang telah memasuki uji coba Fase III, empat di antaranya dipimpin oleh para ilmuwan China.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
WHO Memperkenalkan Vaksin Malaria Pertama di Dunia, akan Mulai Diuji di 3 Negara Ini
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Vaksin Covid-19 Butuh Waktu untuk Bentuk Antibodi, Ahli: Jangan Suntik Mepet Mudik!
-
Orang Gangguan Jiwa dan Sudah Vaksin Covid-19 Tetap Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini Sebabnya!
-
Olahraga Setelah Vaksin Covid-19 Apakah Boleh? Begini Kata Ahli
-
Peneliti: Tak Ada Hubungan antara Vaksin Covid-19 dan Bell's Palsy
-
Gejala Varian Omicron, Ini Perbedaannya Pada Orang yang Vaksinasi dan Tidak!
-
Benarkah Kekebalan dari Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Bertahan Lama?