Senin, 29 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Rabu, 26 Agustus 2020 | 11:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Secara umum, asap rokok sangat membahayakan kesehatan, terlebih bagi penderita asma. Asap rokok, terutama dari tembakau, dapat memicu gejala pada penderita asma.

Saat seseorang menghirup asap rokok, zat yang mengiritasi mengendap di lapisan lembab saluran udara. Zat tersebut dapat menyebabkan serangan pada penderita asma.

Selain itu, asap tembakau merusak struktur seperti rambut kecil di saluran udara yang disebut silia. Fungsinya adalah untuk menyapu debu dan lendir dari saluran udara.

Ketika silia tidak bisa bekerja, kemungkinan debu dan lendir menumpuk di saluran udara. Hal ini dapat memicu serangan asma.

Menurut WebMD, menjadi perokok pasif atau yang mengirup asap dari rokok orang lain, kemungkinan lebih berbahaya daripada perokok sebenarnya.

Ilustrasi wanita sesak napas karena asma. (Sumber: Shutterstock)

Sebab, asap yang membakar ujung rokok mengandung lebih banyak zat berbahaya. Misalnya tar, karbon monoksida, nikotin, dan lainnya.

Ketika seorang penderita asma menjadi perokok pasif, mereka lebih mungkin mengalami mengi, batuk, dan sesak napas yang berkaitan dengan penyakitnya itu.

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC US), asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk ratusan racun. Sekitar 70 di antaranya dapat menyebabkan kanker.

Inilah sebabnya seorang penderita asma harus menghindari paparan asap rokok orang lain.

Asap rokok dan penderita asma anak-anak

Menjadi perokok pasif lebih berbahaya pada anak-anak penderita asma daripada penderita yang sudah dewasa.

Ketika seorang anak terpapar asap tembakau, paru-parunya menjadi teriritasi dan menghasilkan lebih banyak lendir dari biasanya.

Karena saluran udara anak-anak lebih kecil, efek sampingnya lebih cepat memengaruhi mereka sertai fungsi paru-parunya di masa depan.

BACA SELANJUTNYA

Peneliti Temukan Inovasi Baru untuk Pengobatan Jangka Panjang Asma