Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan kecemasan dan emosi lainnya.
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM 5) saat ini mendefinisikan PTSD sebagai gangguan terkait trauma dan stresor.
Ini adalah kondisi yang terjadi pasca satu atau lebih peristiwa atau pengalaman traumatis dalam hidup seseorang.
Penderita PTSD terus bergumul dengan tantangan emosional lama setelah peristiwa tersebut terjadi. Tingkat keparahan rasa trauma atau kesusahan mereka pun tidak berkurang seiring waktu.
Baca Juga
Ada beberapa mitos menyangkut PTSD yang hingga kini masih dipercayai banyak orang.
Dilansir The Health Site, berikut beberapa di antaranya dan fakta terkait mitos tersebut:
1. Mitos: Tidak ada pengobatan untuk kondisi kesehatan mental ini
Fakta: Seperti banyak kondisi psikolog lain, PTSD memang tidak dapat disembuhkan. Namun, ada berbagai pilihan pengobatan yang membantu penderita mengelola gejalanya agar hidup lebih baik.
2. Mitos: Siapa pun yang mengalami trauma mengembangkan gangguan ini
Fakta: Kebanyakan orang pulih dari stres akibat pengalaman traumatis seiring berjalannya waktu, bahkan jika itu akut.
Hanya sedikit yang mengalami efek stres yang berkepanjangan bahkan lama setelah terjadinya peristiwa traumatis dan bergulat dengannya.
3. Mitos: Hanya orang lemah yang mengalami kondisi klinis ini
Fakta: PTSD tidak mencerminkan ketabahan atau kekuatan struktur emosi seseorang. Ada berbagai macam variabel atau faktor yang meningkatkan atau menurunkan kerentanan seseorang terhadap gangguan ini.
4. Mitos: PTSD membuat orang menjadi gila
Fakta: Orang yang bergumul dengan kondisi ini mengalami berbagai macam emosi termasuk ketakutan akan bahaya yang mengintai, kesulitan dalam konsentrasi, hingga ledakan amarah bahkan pada kejadian tidak penting.
Mungkin ada gejala fisik dari kondisi ini juga. Mulai ketegangan otot hingga berkeringat.
Tapi jelas bukan tanda-tanda 'gila'. Ini adalah mekanisme pertahanan tubuh penderita dalam menghadapi situasi tertentu.
Terkini
- Heboh Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah, BPOM Tegaskan Tidak Ada Kejadian di Indonesia
- Untuk Redakan Stres, Yuk Ikuti 5 Rekomendasi Dokter Berikut Ini
- Terpapar Asap Rokok saat Hamil Tingkatkan Risiko Stunting pada Anak
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
Berita Terkait
-
Jangan Salah Kaprah, Ini 5 Mitos Cacar Monyet yang Jadi Darurat Kesehatan Global!
-
Mitos Seputar Infertilitas Masih Beredar di Masyarakat, Apa Saja?
-
Angelina Jolie Lebih Mudah Perankan "Thena" Karena Punya Riwayat PTSD
-
4 Mitos tentang Madu, Berikut Faktanya!
-
Menyusui Itu Tidak Mudah, Ketahui 4 Mitos yang Beredar
-
Jangan Percaya, Ini 3 Mitos Soal Infeksi Jamur Hitam, Putih, dan Kuning!
-
Mitos Tentang Gairah Seks: Usia Bukan Satu-satunya Penurun Libido
-
Keguguran Memicu PTSD dan Kecemasan, seperti Selamat dari Serangan Terosis
-
Mitos Nutrisi yang Sering Dipercaya, Salah Satunya tentang Makanan Manis
-
Studi: PTSD Tingkatkan Risiko Demensia hingga 2 Kali Lipat