Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
3. Moderna/National Institute of Allergy and Infectious Diseases US
Kandidat vaksin ini (mRNA-1273), dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi AS Moderna dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), adalah yang pertama kali diuji pada manusia di AS.
Vaksin Moderna bergantung pada teknologi yang belum digunakan dalam vaksin yang disetujui sampai saat ini, yaitu menggunakan sepotong materi genetik yang disebut messenger RNA (mRNA).
Vaksin mRNA, terdiri dari bahan genetik yang mengajarkan sel untuk membangun protein virus sendiri (dalam hal ini, protein lonjakan virus corona).
Baca Juga
Baik vaksin tradisional maupun mRNA memicu respons imun dalam tubuh sehingga jika seseorang secara alami terpapar virus, tubuh dapat dengan cepat mengenali dan melawannya.
4. CanSino Biologics/Institut Bioteknologi Beijing
CanSino Biologics, bekerja sama dengan Institut Bioteknologi Beijing, mengembangkan kandidat vaksin menggunakan adenovirus yang dilemahkan. Berbeda dengan vaksin Oxford, CanSino Biologics menggunakan adenovirus yang menginfeksi manusia.
Bersama dengan Moderna, kelompok ini juga menerbitkan hasil dari uji coba fase 2 mereka pada 20 Juli di jurnal The Lancet.
Studi ini tidak menemukan efek samping yang serius, meski beberapa melaporkan reaksi ringan atau sedang termasuk demam, kelelahan dan nyeri di tempat suntikan. Sekitar 90% dari peserta mengembangkan respon sel-T dan sekitar 85% mengembangkan antibodi penawar.
5. Sinopharm
Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm) milik negara memiliki dua vaksin dalam pembuatannya, keduanya dalam bentuk SARS-CoV-2 yang tidak aktif. Vaksin-vaksin ini dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing dan Institut Produk Biologi Wuhan.
Menurut media pemerintah China, vaksin dapat digunakan publik pada akhir 2020.
6. Pfizer/BioNTech/Fosun Pharmaceutical
Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, mengembangkan vaksin yang menggunakan messenger RNA untuk mendorong sistem kekebalan untuk mengenali virus corona.
Pfizer mengumumkan hasil baru (dalam siaran pers, sehingga temuan tersebut tidak ditinjau oleh rekan sejawat atau peer-review) bahwa vaksin juga mendorong produksi sel-T khusus untuk virus corona.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!
-
Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!
-
Peneliti Temukan Varian Omicron Berisiko Kecil Sebabkan Long Covid-19, Kok Bisa?
-
Waspada dengan Varian Virus Corona Ini, Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid!
-
Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19
-
Virus Corona Covid-19 Juga Berdampak Buruk Pada Kesehatan Tulang, ini 3 Efeknya!