Jum'at, 26 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Selasa, 21 Juli 2020 | 14:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pengawas Obat-obatan Umum India menyetujui penggunaan obat psoriasis sebagai pengobatan eksperimental Covid-19.

Perusahaan biofarmasi yang berbasis di Bengaluru, Biocon Limited, ini melaporkan mereka menerima persetujuan untuk pengobatannya Itolizumab, sebagai penggunaan darurat terbatas.

Hal ini diumumkan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Ministry of Health and Family Welfare) minggu lalu.

Secara khusus, obat ini dapat digunakan untuk mengobati sindrom pelepasan sitokin (CRS) pada sindrom gangguan pernapasan akut sedang hingga berat pada penderita Covid-19.

Sebelum disetujui, obat telah diuji coba kepada 30 pasien di empat pusat rumah sakit. Hasil studi ini menunjukkan obat itolizumab dapat mengurangi angka kematian pada kasus sedang hingga parah.

Ilustrasi obat-obatan [shutterstock]

Peneliti juga memperhatikan itolizumab dapat mengendalikan hiper-aktivasi sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap infeksi SARS-CoV-2. Ini mengurangi kematian yang disebabkan oleh 'badai sitokin'.

Pasien dengan gejala berat dan mereka dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi, yang diobati dengan itolizumab, merespons dengan baik.

Itolizumab dinilai cukup murah. Obat ini sudah digunakan sebagai obat psoriasis plak kronis ringan sampai parah dengan merek Alzumab.

Psoriasis merupakan penyakit autoimun, kondisi kulit kronis yang ditandai dengan pertumbuhan sel kulit baru secara cepat. Akibatnya, sel kulit baru itu akan terus menumpuk di permukaan hingga membentuk bercak tebal berwarna merah dan bersisik.

Ilustrasi Psoriasis (Shutterstock)

Dilansir The Health Site, ini adalah obat biologis baru. Namun, hanya disetujui di India untuk menyembuhkan psoriasis plak konstan. BPOM AS (FDA) atau Badan Obat-obatan Eropa belum mendukung penggunaannya, Biocon juga belum mengajukan izin pemasaran.

Para ilmuwan juga ingin melanjutkan secara hati-hati. Mereka menekankan perlunya penelitian yang lebih besar untuk membuktikan kemanjuran obat.

BACA SELANJUTNYA

Kim Kardashian Idap Psoriasis Arthritis, Ini Gejala dan Penyebabnya!