Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasangan bahagia yang tidur bersama dapat meningkatkan kualitas tidur. Pada jangka panjangnya, ini akan bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.
Penelitian yang dipimpin oleh Henning Drews, sarjana pasca-doktoral di Center for Integrative Psychiatry di Kiel, Jerman, menganalisis 12 pasangan muda dan sehat berusia antara 18 hingga 29 tahun. Mereka menghabiskan empat minggu di laboratorium yang dijadikan kamar tidur.
Menggunakan polisomnografi, para peneliti mengukur apa yang terjadi selama tidur pada masing-masing pasangan.
Polisomnografi memberikan pengukuran komprehensif saat tidur, termasuk gelombang otak, pernapasan, gerakan, ketegangan otot, dan aktivitas jantung.
Baca Juga
Peneliti menemukan, ketika mereka tidur bersama, pasangan mencapai tahap tidur bermimpi atau Rapid Eye Movement (REM) daripada ketika mereka tidur terpisah dan tidur mereka menjadi tidak banyak terganggu.
Menariknya, mereka juga lebih sering menggerakkan anggota badan ketika tidur bersama pasangan, meski gerakan ini sama sekali tidak mengganggu tidur.
Para peneliti juga menemukan pola tidur tampak selaras ketika pasangan tidur bersama. Seberapa dekat mereka tampaknya terkait dengan kekuatan hubungan pasangan.
"Tidur REM adalah keadaan di mana kapasitas fisiologis tubuh untuk mempertahankan suhunya berkurang. Oleh karenanya, kehadiran pasangan dapat membantu menstabilkan suhu tubuh sendiri," kata Drews, dilansir WebMD.
Alasan lain mengapa pasangan mengalami tidur yang baik adalah mereka merasa nyaman secara psikologis. Lingkungan yang santai dan aman mendorong tidur REM sehingga tidur dengan orang lain dapat membantu menciptakan perasaan aman.
"Studi ini menyoroti peran dukungan sosial pada kualitas tidur. Mereka menemukan tidur dengan pasangannya, terutama yang memiliki hubungan kuat, (menghasilkan) kualitas tidur yang lebih baik," kata Jessy Warner-Cohen, psikolog senior di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, yang meninjau temuan tersebut.
Terkini
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
Berita Terkait
-
Tidur Telentang dan Miring Disebut Posisi Tidur Terbaik Oleh Ahli, Mengapa?
-
Kunci Pasangan Bahagia, Saling Punya Kuasa dalam Hubungan
-
Biar Tidur Lebih Nyenyak, Lakukan Peregangan Dulu Yuk
-
Tidak Hanya Kuantitas, Kualitas Tidur Juga Sama Pentingnya!
-
Bagus Ditaruh di Kamar, 4 Tanaman Ini Bisa Bikin Tidur Lebih Nyenyak
-
Ingin Terlelap Lebih Nyenyak? Konsumsi 4 Asupan Ini sebelum Tidur
-
Minum Air di Malam Hari Sebabkan Nokturia, Kualitas Tidur Bisa Terpengaruh
-
Coba Posisi Tidur Ini untuk Redakan Nyeri Saat Menstruasi!
-
Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Durasi Tidur yang Dianjurkan
-
Pria Ini Ceritakan Perubahan Hidupnya Setelah Terbiasa Bangun Jam 5 Pagi