Sabtu, 20 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Senin, 22 Juni 2020 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sebuah makalah tentang pemakaian masker dari ahli kimia pemenang Hadiah Nobel dikritik oleh 40 lebih ilmuwan, termasuk ahli epidemiologi terkemuka yang mempelajari Covid-19. Mereka meminta jurnal top menarik kembali makalah yang sudah terbit tersebut. 

Makalah tersebut mengklaim memakai masker adalah faktor penting dalam memperlambat penyebaran virus corona Cocid-19, membuat peran penting langkah-langkah jarak fisik atau physycal distancing berkurang. 

Para ilmuwan yang mengirim surat kepada jurnal PNAS pada Kamis (18/6/2020) lalu menuduh makalah tersebut berdasarkan pernyataan yang salah dan analisis statistik cacat.

Dikhawatirkan hal itu justru mendorong masyarakat mengambil risiko dengan berkumpul karena percaya memakai masker sudah cukup melindungi dari penularan Covid-19.

"Salah satu hal yang benar-benar kita khawatirkan adalah orang akan mendasarkan tindakan mereka pada makalah," ujar Noah Haber, peneliti pascadoktoral di Universitas Stanford yang membantu mengatur penandatanganan surat ini.

Ilustrasi masker kain. (Shutterstock)

Dilansir Buzzfeed, makalah ini terbit pada 11 Juni di PNAS, jurnal unggulan dari National Academy of Sciences bergengsi, oleh para peneliti termasuk Mario Molina dari University of California, San Diego.

Molina merupakan ahli kimia atmosfer yang mendapat Hadiah Nobel Kimia pada 1995 untuk penelitiannya.

Makalah Molina ini mengklaim transmisi di udara melalui tetesan mikroskopis adalah cara paling banyak virus corona menyebar. Tim Molina juga memperkirakan aturan pemakaian masker mencegah setidaknya 66.000 infeksi virus corona di New York City antara 17 April hingga 9 Mei, dan 78.000 infeksi di Italia antara 6 April hingga 9 Mei.

Tak satu pun dari kesimpulan itu dibenarkan oleh bukti, kata ilmuwan yang mengkritik. Namun, temuan itu dibagikan secara luas di media sosial dan diliput secara tidak kritis oleh beberapa kantor berita besar.

"Ada begitu banyak kesalahan dan masalah dalam makalah itu sehingga hampir tampak sulit untuk mengetahui dari mana harus memulai (kritiknya)," tutur Kate Grabowski, ahli epidemiologi di Universitas Johns Hopkins.

Ilustrasi pria menggunakan masker (Pixabay/OrnaW)

Pada 12 Juni lalu, Grabowski mengunggah empat ilmuwan dari 2019 Novel Coronavirus Research Compendium, sebuah kelompok ahli yang dibentuk di Johns Hopkins untuk memberikan penilaian penelitian baru tentang virus, telah meninjau kertas dan setuju bahwa itu harus ditarik kembali.

"Mengingat ruang lingkup dan tingkat keparahan masalah yang kami sajikan, dan dampak publiknya terlalu besar dan mendesak, kami meminta agar Editor PNAS segera menarik makalah ini," tulis ilmuwan dalam surat kepada PNAS.

Masalah terbesar dalam makalah, menurut Grabowski, adalah kesimpulannya tentang efektivitas memakai masker, dibandingkan dengan langkah-langkah lain untuk memperlambat penyebaran virus, didasarkan pada pernyataan palsu.

 

BACA SELANJUTNYA

Sakit Kepala Karena Kelamaan Pakai Masker, Ini Sebabnya!