Selasa, 30 April 2024
Yasinta Rahmawati : Minggu, 21 Juni 2020 | 10:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Beberapa orang mungkin langsung merasa mulas dan ingin buang air besar atau BAB setelah makan. Tahukah Anda? Penyebab paling mungkin dari kebutuhan BAB setelah makan adalah refleks gastrokolik.

Dilansir dari Medical News Today, refleks gastrokolik atau respons gastrokolik, adalah reaksi tak sadar yang normal terhadap makanan yang masuk ke lambung.

Ketika makanan memasuki organ ini, tubuh melepaskan hormon yang menyebabkan usus besar berkontraksi. Kontraksi ini memindahkan makanan yang sebelumnya dimakan lebih jauh melalui sistem pencernaan, yang dapat menyebabkan keinginan untuk buang air besar.

Namun, intensitas refleks gastrokolik dapat bervariasi pada masing-masing individu. Bagi sebagian orang, refleks gastrokolik ringan, tidak menimbulkan gejala. Bagi yang lain, refleks gastrokolik sangat kuat dan keinginan untuk buang air besar setelah makan bisa sangat parah.

Kondisi kesehatan tertentu dapat memengaruhi refleks gastrokolik. Misalnya, sindrom iritasi usus (IBS) dapat menyebabkan saluran pencernaan seseorang untuk memindahkan makanan melalui sistem mereka pada tingkat yang jauh lebih cepat.

Ilustrasi buang air besar (Shutterstock)

Kondisi lain yang dapat menyebabkan seseorang BAB lebih cepat daripada rata-rata orang lain yakni alergi makanan dan intoleransi makanan, kegelisahan, radang perut, penyakit celiac, penyakit radang usus (IBD) dan penyakit Crohn.

Masing-masing kondisi di atas dapat meningkatkan intensitas refleks gastrokolik, menghasilkan dorongan untuk BAB segera setelah makan. Mereka juga dapat menimbulkan gejala pencernaan tambahan, seperti lebih sering kentut, sakit perut hingga diare.

Refleks gastrokolik sendiri adalah kondisi normal dan umumnya tidak perlu pengobatan. Namun, seseorang harus mengunjungi dokter mereka jika mereka mengalami hal berikut:

  • Respons gastrokolik yang intens dan sering terhadap makanan
  • Diare berlangsung lebih dari 2 hari
  • Gejala lambung tambahan

BACA SELANJUTNYA

Deteksi Gejala Varian Omicron Saat Buang Air Besar, Waspadai Perubahan Ini!