Selasa, 23 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Rabu, 17 Juni 2020 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Insomnia terdiri dari dua tipe, yaitu kronis dan akut. Tanda gangguan tidur keduanya masih meliputi sulit tidur, sulit tertidur pulas, sulit untuk kembali tidur setelah terbangun di tengah malam, atau kombinasi ketiganya.

Perbedaannya, insomnia akut terjadi selama jangka pendek, bisa berlangsung selama tiga bulan atau kurang dari itu. Sedangkan insomnia kronis terjadi lebih dari tiga bulan secara berturut-turut.

Berdasarkan Insider, insomnia kronis lebih cenderung mengembangkan masalah kesehatan lain, termasuk depresi, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Ada dua penyebab insomnia kronis, yaitu primer dan sekunder.

Menurut Vishesh K. Kapur, MD, direktur obat tidur di sekolah kedokteran Universitas Washington, insomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis penyerta, seperti sleep apnea.

Ilustrasi insomnia. (Shutterstock)

Sebaliknya, insomnia primer adalah akibat langsung dari bagaimana otak dan tubuh tetap bekerja ketika mencoba tertidur.

"Orang dengan insomnia primer cenderung hyperalert dan memiliki aktivitas sistem saraf simpatik yang lebih besar," kata Kapur.

Sistem saraf simpatik terlibat dalam respons tubuh terhadap situasi yang membuat stres. Orang dengan insomnia primer juga mengalami kesulitan karena mereka menyangka tidur yang buruk.

"Jika aku berjuang dengan insomnia dari waktu ke waktu, pikiranku akan berpikir, 'Aku tidak akan bisa tertidur', dan itu menjadi mantra yang terwujud dengan sendirinya," sambungnya.

Ilustrasi insomnia (Shutterstock)

Faktor gaya hidup

Beberapa faktor gaya hidup penyebab insomnia kronis primer sulit diubah, seperti bekerja shift malam atau tinggal di suatu tempat dengan banyak kebisingan.

Aspek kehidupan sehari-hari lain yang dapat berkontribusi pada insomnia kronis primer meliputi:

  • Tempat tidur yang tidak nyaman
  • Tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup
  • Banyak stres
  • Paparan cahaya di malam hari
  • Konsumsi kafein
  • Konsumsi alkohol

Faktor-faktor ini dapat berkontribusi dalam seberapa waspada seseorang pada waktu tidur. Stres dan kafein, misalnya, merangsang sistem saraf simpatik tubuh, sedangkan alkohol menekan efek menenangkan dari sistem saraf parasimpatik.

BACA SELANJUTNYA

Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Insomnia, Perhatikan Gejalanya!