Sabtu, 04 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Rabu, 03 Juni 2020 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pernyataan seorang dokter senior di Italia, sekaligus kepala Rumah Sakit San Raffaele, Alberto Zangrillo, menyebut bahwa virus corona baru melemah dan tidak lagi terlalu mengancam. 

"Pada kenyataannya, virus secara klinis tidak ada lagi di Italia. Tes yang dilakukan selama 10 hari terakhir menunjukkan viral load secara kuantitatif yang benar-benar sangat kecil dibandingkan dengan yang dilakukan sebulan atau dua bulan yang lalu," kata Alberto Zangrillo, kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan di wilayah utara dari Lombardy, dilansir dari Medical Daily.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), sayangnya penyataan tersebut langsung ditangkis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ahli epidemologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli lain mengatakan komentar Zangrillo tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Mereka menyebut, bahwa pernyataan Zangrillo tidak menunjukkan data bahwa virus corona baru berubah secara signifikan, baik dalam bentuk penularannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, kata mereka.

"Dalam hal penularan, itu tidak berubah, dalam hal keparahan, itu juga tidak berubah," kata Van Kerkhove kepada wartawan.

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Bukan hal yang aneh bagi virus untuk bermutasi dan beradaptasi ketika menyebar.

Para ahli badan kesehatan, bersama dengan sejumlah ilmuwan lain, juga mengatakan pada hari Senin (1/6/2020), bahwa tidak ada bukti untuk mendukung pernyataan dokter terkenal Italia itu.

Selain menyatakan, bahwa virus corona tidak lagi berpotensi membahayakan, Zangrillo juga mengatakan bahwa beberapa ahli terlalu khawatir tentang potensi gelombang kedua. Ia yakin Italia akan segera beroperasi kembali secara normal.

“Kekuatan virus itu dua bulan lalu bukanlah kekuatan yang sama dengan yang dimiliki saat ini. Jelas bahwa hari ini penyakit Covid-19 berbeda," kata Matteo Bassetti, kepala klinik penyakit menular di rumah sakit San Martino di kota Genoa.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?